JAKARTA - Setelah berhasil melakukan Uji Laik Operasi (ULO), layanan berbasis satelit Starlink milik pebisnis Elon Musk akan segera beroperasi penuh Indonesia, dan mulai uji coba di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif Angga menegaskan bahwa kita tidak bisa menutup mata dengan teknologi baru. Namun, APJII mendorong agar kehadiran Starlink tidak merusak pasar ISP Indonesia.
“Yang pasti kita enggak bisa lepas dengan hadirnya teknologi baru itu sudah fix, termasuk Starlink yang hadir di Indonesia pada tahun ini. Yang pasti kalau di APJII, kita mendorong agar enggak merusak ekosistem yang ada,” kata Arif usai perayaan HUT KE-28 APJII pada Rabu, 15 Mei.
Karena menurutnya, Indonesia sendiri memiliki ISP lokal yang sangat banyak. Sehingga, bagaimana pun caranya, eksistensi ISP lokal harus tetap dijaga.
“Bagaimanapun juga ini banyak pengusaha lokal yang harus dijaga kan eksistensinya, kontinuitinya dan lain-lain, jadi kita mendorong berpikir itu, bekerja sama. Jadi kalau mereka punya layanan yang baik, dibuat cara-cara bekerjasama baik, sepertinya dijual kembali atau reseller, ataupun B2B itu terserah masing-masing company,” jelas Arif.
Arif juga telah menyampaikan harapannya kepada pemerintah khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika, agar Starlink tidak memberikan harga murah yang bisa merusak pasar.
BACA JUGA:
“Kita sudah imbau juga, bahkan APJII sudah bicara ke mereka kalau bisa harganya jangan terlalu murah, tetap pada normal saja. Jadi setidaknya company tetap sehat. Kalau harganya dibanting-banting, ada harga khusus di Indonesia, kita juga enggak setuju. Akan merusak ekosistem harga yang ada di Indonesia,” sambungnya.
Arif juga mengaku bahwa saat beroperasi penuh nanti, Starlink akan menjadi anggota APJII. “Iya soon, harusnya sudah ngurus sih lagi on process mungkin, bulan depan sudah jadi anggota.”