JAKARTA – Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan National Public Radio pada Jumat 26 April, bahwa kontrol ekspor AS terhadap pengiriman chip komputer canggih ke China tidak dimaksudkan untuk menghambat ekonomi atau pengembangan teknologi China.
Sejak tahun 2022, pejabat AS telah menerapkan kontrol yang luas terhadap ekspor chip komputer ke negeri tirai bambu itu, memotong beberapa penjualan dari Nvidia, Advanced Micro Devices (AMD), dan Intel, di antara lainnya. Kontrol-kontrol tersebut menyusul larangan sebelumnya terhadap pengiriman chip ke Huawei Technologies.
Namun, pejabat AS telah memberikan setidaknya dua lisensi kepada perusahaan AS - Intel dan Qualcomm - untuk terus mengirimkan chip ke Huawei. Huawei menggunakan chip Intel untuk menggerakkan model laptop baru. Meskipun beberapa anggota Kongres Partai Republik mengkritik pengecualian untuk Intel minggu ini, Blinken menyoroti perangkat tersebut sebagai tanda bahwa AS tidak berusaha untuk menghambat China.
BACA JUGA:
"Saya melihat bahwa Huawei baru saja merilis laptop baru yang mereka banggakan dengan tenaga AI, yang menggunakan chip Intel," kata Blinken kepada pembawa acara NPR Steve Inskeep saat mengunjungi Beijing. "Saya pikir itu menunjukkan bahwa yang kami fokuskan hanya pada teknologi yang paling sensitif yang dapat membahayakan keamanan kami. Kami tidak fokus pada pemutusan perdagangan, atau untuk masalah itu membatasi atau menghambat China."
Lisensi Intel dan Qualcomm untuk menjual ke Huawei diberikan selama pemerintahan Presiden Donald Trump dan tetap berlaku di bawah Presiden Joe Biden. Namun, pesaing langsung dari perusahaan-perusahaan tersebut, seperti AMD dan MediaTek, tidak menerima pengecualian serupa. Baik pemerintahan Trump maupun Biden tidak menjelaskan mengapa hal ini terjadi.