Bagikan:

JAKARTA – Konten yang dihasilkan oleh Artificial Intelligence (AI) masih kontroversial karena metode pembelajarannya. Menurut sebagian orang, konten AI merugikan artis dan penulis karena mencuri karya mereka.

Karya-karya ini diambil untuk menjadi alat pembelajaran sehingga AI bisa membuat gambar, video, atau tulisan apa pun. Maka dari itu, media besar seperti New York Times dan Getty Images mengambil langkah hukum untuk melindungi karya mereka.

YouTube mungkin akan mengambil tindakan yang serupa jika Sora, alat pembuat video berbasis teks milik OpenAI, benar-benar mencuri konten dari YouTube. CEO YouTube Neal Mohan pun telah memberikan peringatan.

Sikap tegas Mohan merupakan tanggapan atas pernyataan CTO OpenAI Mira Murati beberapa waktu lalu. Kepada Wall Street Journal, dikutip dari Engadget, Murati mengaku tidak yakin apakah Sora mengambil data dari YouTube, Instagram, dan Facebook.

Ketidakpastian data pembelajaran ini menimbulkan polemik. Berarti, ada kemungkinan bahwa Sora memang 'mencuri' data dari berbagai platform media sosial. Tentu saja Mohan, selaku pemimpin YouTube, tidak menyukai tindakan OpenAI.

Maka dari itu, Mohan menegaskan bahwa penggunaan video YouTube sebagai media pembelajaran AI merupakan bagian dari pencurian. Hal ini menunjukkan pelanggaran yang sangat nyata terhadap ketentuan penggunaan platform.

"Ini tidak memungkinkan hal-hal seperti transkrip atau bit video untuk diunduh," kata Mohan kepada Bloomberg. "Itu jelas merupakan pelanggaran terhadap persyaratan layanan kami. Itu adalah aturan main dalam hal konten di platform kami."

Mohan tidak memberi tahu tindakan yang akan mereka ambil jika Sora benar-benar mencuri konten dari platform mereka. Namun, kemungkinan langkahnya akan sama seperti New York Times dan Getty Images, yaitu menggugat lewat jalur hukum.