JAKARTA – Prosa.ai, pengembang platform Kecerdasan Buatan (AI) dan Pemrosesan Bahasa Alami (NLP), meluncurkan pembaruan di salah satu produk berbasis cloud mereka, yaitu Text-to-Speech (TTS).
Menurut Prosa.ai, pembaruan yang mereka luncurkan di TTS membuat perubahan yang, "signifikan dibandingkan dengan versi sebelumnya untuk terus memenuhi kebutuhan pengguna secara lebih luas dan inovatif."
Sebelum diperbarui, TTS hanya memiliki satu suara laki-laki dan dua suara perempuan dalam bahasa Indonesia. Kini, Prosa.ai menambahkan 10 jenis suara baru dalam bahasa Indonesia dan Inggris serta beberapa fitur yang bisa membantu pengguna menghasilkan variasi jenis suara.
Fitur yang diluncurkan oleh Prosa.ai adalah Jeda dan Custom Voice. Selain mendapatkan dua fitur baru, hasil pembuatan suara di TTS kini bisa diunduh dalam berbagai macam format audio dan bisa dibagikan ke YouTube, TikTok, dan berbagai aplikasi lainnya.
Dengan menghadirkan berbagai macam pembaruan, TTS bisa menjadi produk yang lebih unggul jika dibandingkan dengan platform TTS buatan perusahaan lain. Namun, TTS tidak hanya fokus pada pembaruan, tetapi juga perbaikan beberapa masalah.
BACA JUGA:
"Suara yang dihasilkan oleh Prosa TTS itu unik, tidak bisa ditemukan di produk Text-to-Speech lainnya. Selain itu, kamus tata bahasa Prosa TTS juga selalu kami perbarui sehingga dapat meminimalisir kesalahan pengucapan," kata CEO Prosa.ai, Teguh Eko Budiarto.
Teguh mengatakan bahwa Prosa.ai akan menghadirkan lebih banyak pembaruan untuk produk TTS. Berbagai pembaruan ini akan mencakup peningkatan kualitas suara dan pengembangan berbagai fitur yang sudah ada dan sering digunakan di TTS.
"Fitur lain yang ingin dikembangkan yaitu fitur emosi dalam suara (sedih, marah, takut dll) serta kami ingin mengembangkan marketplace bagi Voice Talent yang ingin menjadi bagian dari suara Prosa TTS dan mendapatkan hasil keuntungan dari marketplace ini," ungkap Teguh.