Bagikan:

JAKARTA - Meta, perusahaan induk Facebook, mendapat kritik tajam terkait alat pembuat gambar AI-nya setelah pengguna menemukan bahwa bot tersebut tidak mampu menghasilkan gambar pasangan campuran ras. Meskipun CEO Meta, Mark Zuckerberg, menikah dengan seorang wanita Asia, AI Meta tidak bisa membayangkan gambar pasangan campuran ras.

Alat AI Meta, yang diluncurkan pada Desember 2023, memiliki kemampuan untuk mengubah hampir setiap prompt tertulis menjadi gambar realistis dalam hitungan detik. Namun, pengguna menemukan bahwa ketika diminta untuk menciptakan gambar pasangan campuran ras, seperti seorang pria Asia dengan seorang wanita kulit putih, AI Meta gagal menghasilkan hasil yang akurat.

Sebuah analisis oleh Mia Satto, seorang reporter di The Verge, menunjukkan bahwa AI Meta cenderung menghasilkan gambar pria dan wanita Asia Timur dalam berbagai situasi, bahkan ketika prompt spesifik tentang pasangan campuran ras diberikan.

Kritik terhadap AI Meta tidak hanya tentang kurangnya representasi yang akurat dari hubungan campuran ras, tetapi juga menyoroti kemungkinan bias rasial dalam teknologi tersebut. Banyak komentator di media sosial menuduh AI Meta sebagai contoh nyata dari bias rasial yang tertanam dalam teknologi, dengan menyebutnya sebagai "perangkat lunak rasis yang dibuat oleh insinyur rasis".

Sementara itu, Meta belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, hal ini menambah catatan kontroversi terkait penggunaan AI dalam menciptakan gambar dan potensi pengaruh bias dalam pengembangan teknologi semacam itu.