Bagikan:

 

JAKARTA – Badan Antariksa Eropa (ESA) mengumumkan bahwa mereka telah melakukan pra-pengujian terhadap pesawat ruang angkasa Proba-3. Pesawat ini diuji di fasilitas Redwire Space pada Rabu, 3 April lalu.

Proba-3 diterbangkan dari pesawat ruang angka Coronagrapgh kedua dengan ketinggian sekitar 150 meter. Pesawat ini diuji untuk melihat apakah Proba-3 bisa sejajar dengan matahari dan melemparkan bayangan ke permukaan korona.

Bayangan ini akan memberikan ilusi seolah-olah Proba-3 adalah instrumen raksasa sepanjang 150 meter. Hal ini dilakukan agar Proba-3 bisa berpura-pura menjadi Bulan. Ketika cahaya Matahari terhalangi, mereka akan mengamati korona lebih lanjut.

Direktur Teknologi, Rekayasa, dan Kualitas ESA Dietmar Pilz mengatakan bahwa pra-pengujian ini harus berhasil dilakukan. Pasalnya, Proba-3 tidak boleh melakukan kesalahan apa pun saat menciptakan bayangan. Jika tidak selasar, bayangan akan gagal terbentuk.

"Proses pengembangannya juga memakan waktu yang lama, yang dilakukan oleh konsorsium negara-negara anggota ESA yang lebih kecil yang dipimpin oleh Spanyol dan Belgia, jadi saya sangat senang melihat Proba-3 hadir di sini hari ini," kata Pilz dalam keterangan resmi.

Setelah peluncuran berhasil dilakukan, Proba-3 akan melakukan formasi penerbangan dengan total enam jam dalam waktu 19 jam dan 36 menit. Selama Proba-3 menghalangi Matahari, ESA akan menggunakan teleskop khusus dari darat untuk mengamati korona.

Penerbangan formasi Proba-3 akan berlangsung secara otonom, kemudian menuju puncak orbit dengan ketinggian 60.000 kilometer. Selama berada di ketinggian ini, gangguan gravitasi, atmosfer, dan magnet akan diminimalkan hingga sisa waktu Proba-3 habis di orbit.