Bagikan:

JAKARTA – Setelah memisahkan layanan Teams dari produk Office di Eropa, kini Microsoft mengumumkan bahwa mereka resmi memisahkan kedua produk secara global. Pembaruan ini diterapkan mulai 1 April.

Mengutip dari Reuters, pihak Microsoft menyatakan bahwa mereka ingin membuat layanannya jelas secara global. Oleh karena itu, kebijakan yang diterapkan di Eropa dan Swiss pada Oktober tahun lalu akan diterapkan juga ke seluruh pelanggan di dunia.

"Untuk memastikan kejelasan bagi pelanggan kami, kami memperluas langkah-langkah yang kami ambil tahun lalu untuk memisahkan Teams dari M365 dan O365 di Wilayah Ekonomi Eropa dan Swiss ke pelanggan secara global," kata juru bicara Microsoft.

Awalnya, Microsoft memisahkan Teams dari layanan Office karena perusahaan tersebut digugat oleh Slack, aplikasi pesaingnya, pada tahun 2020. Microsoft diduga mendapatkan keuntungan yang tidak adil karena mengemas beberapa produk dalam satu layanan.

Untuk menghindari denda yang mungkin dijatuhi atas gugatan pesaing, Microsoft memutuskan untuk memisahkan layanan mereka. Sepertinya, upaya pemisahan dua produk ini tidak berdampak besar bagi pelanggan sehingga Microsoft mulai memperluas kebijakannya.

Rishi Jaluria, Analis RBC Capital Markets, mengatakan bahwa pemisahan ini tidak memberikan dampak yang drastis karena fungsi layanannya yang berbeda. Sejak awal, Teams juga sudah melekat pada alur kerja di beberapa perusahaan.

Sekarang, pelanggan baru harus membayar 7,75 dolar AS (Rp123 ribu) hingga 54,75 dolar AS (Rp871 ribu) untuk membeli layanan Office tanpa Teams. Sedangkan layanan Teams Standalone akan dibuka dengan harga 5,25 dolar AS (Rp83 ribu).