JAKAFTA - Wali Kota New York City, Eric Adams, mengumumkan bahwa kota tersebut akan segera menguji teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi senjata di turnstile subway. Pengumuman Adams muncul seminggu setelah terjadi insiden di sebuah stasiun subway di Brooklyn di mana seorang pria ditembak dengan senjatanya sendiri setelah menariknya pada penumpang lain.
Adams mengatakan bahwa kota ini akan bekerja sama dengan Evolv, sebuah perusahaan deteksi senjata yang berbasis di Massachusetts yang detektornya digunakan di sekolah dan tempat hiburan di seluruh negara. Namun, Evolv telah menghadapi kritik atas akurasi mesinnya, serta dua penyelidikan pemerintah dan tuntutan hukum oleh pemegang saham.
Pilot uji coba akan dimulai dalam 90 hari, sesuai dengan Undang-Undang POST, yang mengharuskan Departemen Kepolisian New York City untuk mengungkapkan teknologi surveilans yang digunakan dan menerbitkan pernyataan dampak dan penggunaan sebelum teknologi baru diterapkan. Adams mengatakan bahwa kota juga akan menggunakan periode tunggu 90 hari untuk memeriksa pemasok lain.
Adams tidak menyebutkan di mana pemindai akan dipasang atau berapa banyak yang akan digunakan. Pemindai Evolv sudah digunakan di Citi Field, Lincoln Center, dan Metropolitan Museum of Art. Pada tahun 2022, Adams juga sementara memasang pemindai Evolv di luar pintu masuk City Hall setelah penembak menembakkan senjata di gerbong subway di Brooklyn.
BACA JUGA:
Meskipun demikian, teknologi Evolv tidak selalu berhasil dengan baik. Pemindai Evolv telah melaporkan payung sebagai senjata tetapi gagal mendeteksi tabung aluminium dan baja yang dipotong untuk menyerupai laras senjata.
Meskipun demikian, Adams tetap memilih Evolv sebagai pemasok utamanya, meskipun beberapa donor terbesarnya memiliki investasi yang cukup besar di Evolv. Namun, proyek ini sudah menarik kritik dari sejumlah pihak, termasuk Legal Aid Society, organisasi pembela umum terbesar di kota tersebut.
Adams mencatat bahwa kejahatan kekerasan di sistem subway, yang berhubungan dengan senjata atau yang lainnya, tetap relatif jarang terjadi. Namun, jajak pendapat menunjukkan bahwa penduduk New York merasa semakin tidak aman. "Jika mereka tidak merasa aman, maka kita tidak berhasil," kata Adams. "Statistik tidak masalah jika orang tidak percaya bahwa mereka berada di lingkungan yang aman."