JAKARTA - Perusahaan telekomunikasi AT&T mengaku telah menyetel ulang jutaan kode sandinya, setelah 7,6 juta data pelanggan dan 65,4 juta data mantan pelanggannya diduga bocor dan tersebar secara online.
“Kami menyadari bahwa sejumlah kode sandi AT&T telah disusupi. Kami menjangkau 7,6 juta pelanggan yang terkena dampak dan telah menyetel ulang kode sandi mereka,” tulis perusahaan dalam pernyataan resminya.
Tindakan penyetelan ulang kode sandi ini dilakukan setelah perusahaan menerima laporan dari TechCrunch, yang memberitahukan tentang kerentanan kode sandi keamanannya pada hari Senin lalu.
Kebocoran data ini sebenarnya sudah ditemukan sekitar tahun 2021, di mana peretas hanya memposting sedikit sampel data dari AT&T, sehingga sulit memeriksa kebenaran data tersebut.
Namun pada bulan Maret, penjual data mempublikasikan 73 juta data yang diduga milik AT&T secara online di forum kejahatan dunia maya, sehingga dilakukan lah analisis mandiri oleh TechCrunch untuk menemukan data lebih rinci terkait kebocoran data tersebut.
Pelanggan AT&T juga telah mengonfirmasi bahwa data akun mereka yang bocor adalah akurat.
Adapun data yang bocor ini meliputi nama pelanggan AT&T, alamat rumah, nomor telepon, tanggal lahir, dan nomor Jaminan Sosial.
Setelah menyetel ulang kode sandi, AT&T berjanji akan berkomunikasi dengan pemegang akun saat ini dan sebelumnya yang memiliki informasi pribadi sensitif yang telah disusupi.
“Tim internal kami bekerja sama dengan pakar keamanan siber eksternal untuk menganalisis situasi. Sejauh pengetahuan kami, data yang disusupi tampaknya berasal dari tahun 2019 atau sebelumnya dan tidak berisi informasi keuangan pribadi atau riwayat panggilan,” jelas perusahaan lebih lanjut.
Untuk itu, mereka mengimbau nasabah untuk tetap waspada dengan memantau aktivitas rekening dan laporan kredit.