Bagikan:

JAKARTA - Data terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto di Indonesia pada tahun 2023 kini telah mencapai 18,51 juta jiwa, meningkat 9,8 persen sejak awal tahun.

Selain itu, meskipun terjadi penurunan transaksi dari tahun 2022 yang sebesar Rp306,4 triliun, ke Rp149,25 triliun pada tahun 2023, industri ini tetap menunjukkan potensi ekonomi yang kuat.

"Indonesia memiliki potensi besar dalam ekosistem aset digital. Perdagangan aset kripto dapat menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mempercepat, menciptakan, dan mendorong upaya pengembangan ekonomi digital Indonesia," kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Senjaya di acara Indonesia Crypto Outlook 2024 yang diselenggarakan Tokocrypto, Rabu, 31 Januari.

Selain itu, Tirta juga menegaskan bahwa kebijakan-kebijakan yang telah dibuat Bappebti ini merefleksikan komitmen pemerintah Indonesia dalam mengintegrasikan inovasi aset digital dengan tatanan regulasi yang kokoh. 

"Tujuannya tidak hanya untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang aman dan terpercaya, tetapi juga untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi," tambah Tirta.

Sebagai Crypto Exchange nomor satu di Indonesia, Tokocrypto menunjukkan komitmen penuh untuk membentuk masa depan industri blockchain dan aset digital di Tanah Air. 

"Kami di Tokocrypto bangga menjadi bagian dari transformasi digital ini dan mengambil inisiasi terdepan. Langkah-langkah yang diambil oleh Bappebti, serta dukungan penuh dari pemerintah, memberikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan industri kripto di Indonesia," ujar CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis.

Pernyataan ini menegaskan peran Tokocrypto sebagai pemain utama di industri aset kripto Indonesia, memperlihatkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.