Pfizer Diklaim Jadi Vaksin yang Paling Ampuh di Dunia
Vaksin Pfizer efektif 95 persen lawan Covid-19 (Financial Times)

Bagikan:

JAKARTA - Kehadiran vaksin Covid-19 di masa pandemi yang melanda dunia, seperti penampakan oase di gurun pasir. Vaksin menjadi rebutan banyak negara. Sejumlah negara berlomba memesan vaksin dalam jumlah yang banyak. Namun, di antara vaksin-vaksin dari perusahaan ternama, hanya satu yang menjadi primadona karena keampuhannya melawan Covid-19 mencapai 95 persen.

Berdasarkan laporan dari Our World In Data dari universitas Oxford, sebanyak 208,2 juta lebih vaksin virus corona telah disuntikan ke tubuh manusia. Jumlah tersebut setara dengan 2,7 dosis untuk 200 orang.

Menurut data itu, negara yang paling cepat melakukan vaksinasi adalah Israel. Tercatat sebanyak 49,2 persen penduduknya sudah divaksin. Di posisi kedua ada Seychelles yang telah menyuntikkan vaksin untuk penduduknya sejumlah 44,9 persen.

Hingga saat ini ada sembilan vaksin virus corona yang sudah disetujui untuk penggunaan darurat. Ternyata bukan vaksin Sinovac yang paling banyak digunakan oleh negara-negara di dunia. Vaksin buatan Jerman, yaitu Pfizer merupakn vaksin yang paling laris di dunia. Tercatat sudah ada 65 negara yang membeli vaksin ini.

Menurut laporan terbaru, vaksin Pfizer ini sangat efektif membabat virus corona. Tingkat efektifitasnya pun mencapai 95 persen. Hal ini diklaim 100 persen bisa mencegah sejumlah penyakit yang dipicu oleh virus corona.

Vaksin Pfizer menjadi vaksin pertama paling laris di pasaran. Di posisi kedua ada vaksin AstraZaneca. Vaksin ini sudah digunakn oleh 46 negara. Tingkat efektifitas vaksin ini mencapai 75 persen dalam membasmi virus corona di dalam tubuh manusia.

Melansir New York Times, Selasa 23 Februari, vaksin virus corona yang paling banyak dipakai oleh negara-negara di dunia yaitu vaksin Pfizer-BioNTech, sudah digunakan oleh 65 negara, vaksin AstraZeneca telah dipakai oleh 46 negara, Moderna digunakan oleh 11 negara, Sputnik V digunakan oleh 10 negara, Sinovac oleh 6 negara, Sinopharm oleh 2 negara, Bharat Biotech oleh 1 negara dan yang terakhir vaksin Johnson&Johnson digunakan oleh 1 negara.