Bagikan:

JAKARTA - Artificial Intelligence (AI) hadir sebagai perubahan teknologi terbesar di dunia. Dalam beberapa kasus, AI mungkin memiliki manfaat, namun tidak bisa dipungkiri bahwa AI juga menghadirkan dampak negatif. 

Seiring terus memadukan teknologi AI generatif ke lebih banyak produk dan layanan Google, raksasa penelusuran itu menyadari pentingnya mengembangkan AI secara bertanggung jawab, untuk menyeimbangkan dampak positif AI dan mengatasi potensi risiko yang muncul. 

“Walau terlihat rumit, hal ini harus kita upayakan bersama untuk mencapai keberhasilan jangka panjang,” kata Michaela Browning, VP, Government Affairs and Public Policy, Google Asia Pacific di blog Google. 

Salah satu caranya adalah dengan memberikan konteks tambahan untuk output AI generatif, seperti menambahkan keterangan “Tentang hasil ini” pada fitur AI generatif di Google Search. Ini  dilakukan supaya orang-orang dapat terbantu saat mengevaluasi informasi yang diperoleh.

Dalam beberapa bulan mendatang, YouTube akan mewajibkan kreator untuk mengungkapkan konten yang diubah atau konten sintetis yang realistis, termasuk yang dibuat dengan alat AI. 

“Kami juga akan memberi tahu penonton tentang konten tersebut melalui label di panel deskripsi dan pemutar video,” tambah Browning. 

Lebih lanjut, dalam beberapa bulan lagi, di YouTube juga akan meluncurkan fitur untuk menghapus konten buatan AI, atau konten sintetis atau konten rekayasa lainnya yang meniru seseorang, termasuk wajah atau suaranya, melalui proses permintaan privasi. 

“Kami memiliki Kebijakan Penggunaan Terlarang untuk Rilis AI baru yang menjelaskan secara detail konten yang berbahaya, tidak pantas, menyesatkan, atau ilegal yang kami larang,” tambahnya. 

Meskipun menyadari tidak ada cara yang benar-benar ampuh untuk memberantas penyebaran “deep fake” dan misinformasi yang dihasilkan AI, Google mengatakan bahwa kolaborasi antar lembaga akan sangat dibutuhkan.