JAKARTA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, menegaskan bahwa mata uang kripto tidak dapat dianggap sebagai pengganti dolar Amerika Serikat (AS) dalam perannya sebagai mata uang dominan dunia.
Dalam wawancara terbarunya dengan Yahoo Finance Live, Georgieva menekankan pentingnya membedakan antara uang dan aset. "Kripto merupakan kelas aset yang berbeda dan tidak tepat jika disamakan dengan uang," ujarnya.
Georgieva mengungkapkan bahwa keamanan dan risiko yang terkait dengan kripto bervariasi tergantung pada apakah aset digital tersebut didukung oleh aset lain atau tidak.
"Kripto yang didukung [aset lain seperti fiat, emas, dan lain] cenderung lebih aman dan tidak terlalu berisiko, sedangkan yang tidak didukung [aset lain] menjadi investasi yang terlalu berisiko," jelasnya.
BACA JUGA:
Pekan lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengeluarkan keputusan bersejarah bagi industri kripto dengan menyetujui Exchange-Traded Funds (ETF) bitcoin spot untuk pertama kalinya. Sebanyak sebelas proposal ETF bitcoin spot telah disetujui dan mulai diperdagangkan di pasar keesokan harinya.
Meskipun persetujuan ini dianggap sebagai langkah maju bagi adopsi Bitcoin (BTC) yang lebih luas dan penerimaan di kalangan mainstream, Georgieva tidak sepakat bitcoin digadang-gadang jadi pengganti dolar AS.
"Dolar AS tetap menjadi mata uang dominan karena ukuran ekonomi AS dan kekuatan pasar modalnya," tutur Gergieva.
Pada akhir tahun lalu, Georgieva mendesak pembentukan regulasi yang jelas dan infrastruktur yang kokoh untuk mengurangi risiko yang terkait dengan aset kripto. "Adopsi aset kripto yang tinggi dapat merusak stabilitas makroekonomi," katanya, menambahkan bahwa IMF bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih efisien dan dapat diakses dengan menghindari risiko dari kripto.