Bagikan:

JAKARTA - Industri teknologi dihantam badai krisis yang bertubi-tubi selama dua tahun terakhir. Meski demikian, East Ventures, perusahaan modal ventura (VC) terkemuka  terus melaju dalam krisis badai ini. 

Di mana, East Ventures terus mengarahkan dan mendukung perusahaan portofolio, tetap berinvestasi pada para founder berbakat, dan menciptakan dampak positif bagi ekosistem. 

Di tahun 2024, East Ventures berkomitmen untuk memperkuat keberadaanya di sektor ekosistem digital, baik itu di Indonesia, kawasan Asia Tenggara, maupun pada sektor yang lebih luas. 

Komitmen perusahaan untuk memajukan daya saing digital Indonesia telah tercermin dengan berbagai inisiatif yang telah mereka lakukan selama kami berdiri. Seperti East Ventures – Digital Competitiveness Index 2023, edisi ke-4 sejak 2020. 

Laporan tersebut berisi tentang daya saing digital di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia, dengan skor median 38,5. Ini merupakan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya: 35,2 (2022) dan 32,1 (2021). Laporan ini membuktikan bahwa adopsi digital semakin merata di semua provinsi.

"Memasuki 2024 pasti banyak ketidakpastian. Ketegangan geopolitik di beberapa negara dan ketidakstabilan ekonomi global menyebabkan volatilitas yang besar. Namun, kami melihat tanda-tanda positif,” kata Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures dalam pernyataannya. 

East Ventures juga sudah mulai membangun ekosistem digital di Indonesia pada tahun 2009, ketika belum banyak yang melihat potensi besar dari rendahnya penetrasi internet di Indonesia saat itu. 

Dengan populasi besar lebih dari 270 juta jiwa dan sebagian besar masuk dalam kategori usia produktif, ekonomi digital Indonesia telah tumbuh pesat dengan penetrasi ponsel mendekati 80 persen.

“Dengan penetrasi internet Indonesia yang hampir mencapai 80 persen ini, kita akan melihat berakhirnya era transisi digital konsumen dan munculnya era baru: bonus demografi (dividen demografi) yang akan datang,”  tambah Roderick. 

Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan memasuki era dividen demografi dini dan akan mencapai puncaknya sekitar 20 tahun dari sekarang. Pada saat itu, hampir 206 juta orang akan berada dalam usia produktif dan secara teoritis mampu menghidupi tanggungan mereka. 

“Apakah generasi mendatang ini dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045 atau menjadi beban demografi, itu tergantung pada kesiapan kita untuk bersiap dan bertindak sekarang," pungkas Willson Cuaca, Founding Partner East Ventures.