Bagikan:

JAKARTAYandex telah berkolaborasi dengan Kominfo dan sejumlah universitas terkemuka di Indonesia untuk menggelar kampanye AI (artificial intelligent) dalam serangkaian seminar di beberapa kampus. Seminar pertama digelar di Universitas Gadjah Mada, 27 Desember kemarin. Dalam konferensi pers, Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria menekankan pentingnya dampak AI dan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Dalam paparannya pada diskusi panel, Wamenkominfo menyampaikan perkembangan AI, tata kelola AI nasional dan global, serta kerangka kebijakan AI di Indonesia. Nezar Patria menunjukkan angka terkait peluang pemanfaatan AI dan dampak AI terhadap pekerja Indonesia, yang menyebutkan 22,1persen pekerja menggunakan AI dan 26,7 juta terbantu olehnya. Beliau kemudian berbicara tentang kerangka kebijakan AI global dan lokal serta menyebutkan bahwa tahun 2024 akan ditandai dengan perlombaan antara inovasi dan regulasi AI.

Beliau juga menyebutkan bahwa kemenkominfo telah menerbitkan Surat Edaran tentang Etika AI yang bertujuan untuk mendorong para pelaku industri yang fokus pada kegiatan konsultasi berbasis AI, serta Penyedia Sistem Elektronik, untuk membuat kebijakan internal tentang penggunaan dan pengembangan AI, dengan mengadopsi nilai-nilai dari surat edaran tersebut dikeluarkan oleh MCI. Menurut Wamenkominfo, nilai-nilai etika seperti humanisme, inklusi, kredibilitas, dan akuntabilitas sangat penting untuk diperhatikan dalam menciptakan atau mengadopsi teknologi berbasis AI.

Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria: “Kami mengadvokasi kepentingan nasional untuk memastikan bahwa pengembangan tata kelola AI memberikan landasan bagi negara berkembang seperti Indonesia. Dan menyuarakan keprihatinan negara-negara berkembang di mana diskusi tata kelola AI harus seimbang tidak hanya pada aspek keamanan tetapi juga pada dampak ekonomi. Kami berharap dapat mengadakan pertemuan serupa dan diskusi lebih lanjut dengan pemangku kepentingan lainnya. Mari berkolaborasi untuk meningkatkan ekosistem AI di Indonesia.”

Dalam acara tersebut telah hadir juga Ketua Masyarakat AI Indonesia Dr. Lukas yang berbicara tentang pengembangan AI, lanskap AI di Indonesia, personalisasi AI, dan pertimbangan etis dalam penggunaan AI. Setelah memberikan gambaran sejarah perkembangan AI, ia berbicara tentang kondisi AI di Indonesia, termasuk inisiatif pemerintah seperti Strategi Nasional Kecerdasan Buatan, memaparkan proyeksi pertumbuhan pasar AI di negara ini, dan menyebutkan faktor-faktor utama yang mendorong pengembangan dan adopsi AI, sebagai berikut: serta tantangan yang terkait dengannya.

Dr. Lukas juga menyinggung topik penggunaan AI dan analisis data untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang sangat terpersonalisasi, mengutip contoh perusahaan seperti Spotify dan Netflix, yang algoritma rekomendasinya dikenal di seluruh dunia. Terakhir, pembicara berbicara tentang pertimbangan etis utama dalam penerapan AI, yaitu transparansi, privasi, persetujuan, keamanan, akuntabilitas, pengalaman pelanggan, anonimitas, penghindaran praktik penipuan, dampak lingkungan, tanggung jawab sosial, dan aksesibilitas.

Ketua Masyarakat AI Indonesia Dr. Lukas: “Pertimbangan etis dalam penerapan AI sangat penting untuk membangun kepercayaan konsumen, mematuhi peraturan, dan memastikan praktik yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Perusahaan tidak hanya harus mengutamakan keuntungan tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai etika ketika memanfaatkan AI dalam usahanya.”