Meta Dilaporkan Gunakan Ribuan Buku Terlarang untuk Latih Model AI, Meski Sudah Diberi Peringatan Hukum
Meta Platforms, dilaporkan menggunakan ribuan buku terlarang untuk melatih AI. (foto: ary/voi.id)

Bagikan:

JAKARTA - Meta Platforms, perusahaan induk Facebook dan Instagram, dilaporkan menggunakan ribuan buku terlarang untuk melatih model kecerdasan buatan (AI) mereka. Hal itu dilakukan, meski sudah diberi peringatan hukum terkait permasalahan hak cipta. Laporan ini muncul dalam gugatan pelanggaran hak cipta yang diajukan oleh komedian Sarah Silverman dan sejumlah penulis terkenal lainnya.

Pihak penggugat menyatakan bahwa Meta menggunakan karya mereka tanpa izin untuk melatih model bahasa AI yang dikenal sebagai Llama. Sebuah dokumen terbaru, yang menggabungkan dua gugatan yang diajukan sebelumnya, mengungkapkan bahwa pengacara Meta sebelumnya telah memperingatkan perusahaan tersebut tentang risiko hukum yang mungkin timbul dari penggunaan ribuan buku bajakan untuk melatih model AI.

Dokumen tersebut juga mencakup percakapan di server Discord antara peneliti yang terafiliasi dengan Meta, Tim Dettmers, yang membahas pengadaan dataset tersebut. Percakapan tersebut mencatat pembahasan dengan departemen hukum Meta terkait legalitas penggunaan file buku sebagai data pelatihan.

Seorang peneliti menyatakan bahwa di Facebook banyak orang tertarik untuk bekerja dengan dataset tertentu, namun tidak dapat menggunakannya karena alasan hukum. Dalam percakapan, para peneliti juga menyebut "buku dengan hak cipta aktif" sebagai sumber masalah potensial dan mengklaim bahwa pelatihan pada data tersebut seharusnya "masuk dalam penggunaan wajar," suatu doktrin hukum AS yang melindungi penggunaan tertentu dari karya berhak cipta tanpa lisensi.

Gugatan ini muncul di tengah-tengah serangkaian tuntutan hukum terhadap perusahaan teknologi oleh pencipta konten yang menuduh mereka menggunakan karya berhak cipta tanpa izin untuk membangun model AI generatif. Keberhasilan kasus-kasus ini dapat mengubah tren AI generatif dengan mendorong perusahaan-perusahaan AI untuk memberikan kompensasi kepada seniman, penulis, dan pencipta konten lainnya atas penggunaan karya mereka.

Hingga saat ini, Meta belum memberikan tanggapan atas tuduhan ini.