Bagikan:

 

JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan adanya masalah pada Drogue, parasut kecil, saat membawa kapsul sampel OSIRIS-REx kembali ke bumi.

Masalah ini baru selesai ditinjau oleh NASA pada Selasa, 5 Desember lalu. Meski asteroid Bennu berhasil mendarat dengan sempurna, NASA tetap mengakui bahwa kapsul OSIRIS-REx tidak mendarat sesuai rencana mereka.

“Meskipun pengiriman berhasil, urutan pendaratan tidak berjalan sesuai rencana, dengan parasut kecil yang disebut drogue tidak berkembang seperti yang diharapkan,” kata NASA dalam situs resmi.

Lembaga itu meninjau video saat OSIRIS-REx mendarat di Gurun Utah. Dalam video yang diteliti, NASA menyadari bahwa label kabel Drogue tidak sesuai dengan desain mereka sehingga Drogue melepaskan parasut secara tidak beraturan saat engineer mengirimkan sinyal.

Seharusnya, Drogue menyebar di ketinggian 100.000 kaki agar pergerakan kapsul menjadi stabil saat mencapai ketinggian 10.000 kaki. Sebaliknya, sinyal dari engineer justru membuat Drogue baru menyebar di ketinggian 9.000 kaki.

Terlepas dari masalah ini, parasut utama Drogue tetap bekerja dengan normal sehingga kapsul bisa mendarat dengan lambat. Kapsul ini dikabarkan mendarat satu menit lebih cepat dari yang NASA perkirakan.

Pendaratan di luar perkiraan ini tidak merusak sampel. NASA mengatakan bahwa, “Tidak ada dampak negatif pada sampel Bennu OSIRIS-REx akibat penyebaran Drogue yang tidak terduga.”

Masalah Drogue yang tidak bekerja dengan sempurna ini masih dikaji oleh NASA. Lembaga itu telah menyimpan Drogue di Johnson Space Center. Mereka akan mencari tahu lebih lanjut mengenai masalah penerimaan data yang tidak sesuai.