JAKARTA - Pemerintah Inggris menyatakan pada Senin 4 Desember bahwa tidak ada catatan atau bukti yang menunjukkan bahwa jaringan di situs nuklir Sellafield menjadi korban serangan siber yang berhasil oleh aktor negara. Klarifikasi ini muncul, menyusul laporan oleh surat kabar The Guardian.
The Guardian melaporkan bahwa Sellafield, yang melakukan pengolahan bahan bakar nuklir, penyimpanan limbah nuklir, dan dekomisioning, telah diretas oleh kelompok-kelompok siber yang erat terkait dengan Rusia dan China.
"Sistem pemantauan kami kokoh dan kami memiliki tingkat keyakinan yang tinggi bahwa tidak ada malware semacam itu di sistem kami," kata pemerintah yang dikutip VOI dari Reuters. "Ini dikonfirmasi kepada The Guardian jauh sebelum publikasi, bersama dengan bantahan terhadap sejumlah ketidakakuratan lain dalam pelaporan mereka."
Sellafield, yang dikendalikan oleh Nuclear Decommissioning Authority dari pemerintah, terletak di barat laut Inggris dan memiliki 11.000 karyawan.
BACA JUGA:
Dalam pernyataan terpisah, Office for Nuclear Regulation (ONR) Inggris juga mengatakan bahwa mereka tidak melihat bukti bahwa aktor negara telah meretas sistem mereka sebagaimana yang dijelaskan dalam artikel tersebut.
Namun, regulator mengatakan bahwa Sellafield saat ini tidak memenuhi beberapa standar keamanan siber tinggi yang mereka perlukan, dan menambahkan bahwa mereka telah menempatkan pabrik tersebut di bawah "perhatian yang signifikan."
"Beberapa hal spesifik sedang dalam proses penyelidikan berkelanjutan, sehingga kami tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut saat ini," kata ONR.
Laporan The Guardian mengatakan bahwa ONR "dipercaya" sedang bersiap untuk menuntut individu di Sellafield atas kegagalan keamanan siber.