Bagikan:

 

JAKARTA – Spotify mengambil langkah besar menjelang akhir tahun. Co-Founder dan CEO Spotify Daniel Ek mengumumkan bahwa 17 persen karyawan di perusahaannya telah diberhentikan.

Ek mengatakan bahwa pemberhentian ini harus dilakukan karena pertumbuhan ekonomi yang melambat dan modal yang lebih mahal. Ek mengaku bahwa keputusan ini sangat sulit, tetapi perlu dilakukan demi masa depan Spotify.

“Saya menyadari hal ini akan berdampak pada sejumlah individu yang telah memberikan kontribusi berharga. Terus terang saja, banyak orang cerdas, berbakat, dan pekerja keras yang akan meninggalkan kita,” kata Ek, dikutip VOI dari rilis resmi.

Beberapa pihak mungkin mempertanyakan keputusan ini karena pendapatan Spotify baik-baik saja dan Ek menyadari hal tersebut. Ek mengatakan bahwa laporan pendapatan mereka positif, tetapi biaya operasional untuk dua tahun ke depan akan cukup besar.

“Mengingat kesenjangan antara tujuan keuangan kami dan biaya operasional kami saat ini, saya memutuskan bahwa tindakan substansial untuk menyesuaikan biaya adalah pilihan terbaik untuk mencapai tujuan kami,” jelas Ek.

Spotify akan tetap memberikan hak karyawan yang terdampak seperti pesangon, Paid Time Off (PTO), layanan kesehatan, dukungan imigrasi, dan dukungan karier. Seluruh hak karyawan ini akan disesuaikan dengan masing-masing individunya.

Sementara itu, Engadget melaporkan bahwa Spotify memiliki sekitar 9.000 karyawan saat ini. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini menyebabkan 1.500 karyawan kehilangan pekerjaannya.

Bulan lalu, Spotify juga mengumumkan bahwa mereka mengubah model royalti dengan memberikan beban potongan yang lebih besar ke artis dan membebankan biaya ke label atau agensi jika ditemukan streaming palsu.

Perusahaan memang terus berusaha menghasilkan keuntungan yang lebih. Namun, tidak diketahui apakah perubahan kebijakan ini berkaitan dengan kendala Spotify dalam mencari modal atau tidak.