JAKARTA - Ripple, perusahaan kripto terkemuka, menggandeng Uphold, platform mata uang digital multi-aset, untuk memperkuat infrastruktur pembayaran lintas batas. Uphold beroperasi di lebih dari 184 negara dan menyediakan akses ke lebih dari 200 mata uang kripto dan fiat.
CEO Uphold, Simon McLoughlin, mengatakan bahwa platformnya memiliki teknologi perdagangan otomatis yang canggih dan terhubung ke 30 bursa kripto. Hal ini membuat Uphold dapat menawarkan likuiditas yang tinggi, pilihan transaksi yang beragam, dan spread harga yang rendah.
Kepala pembayaran Ripple, Pegah Soltani, menyambut baik kemitraan ini. Ia mengatakan bahwa Uphold akan membantu Ripple dalam menyediakan pembayaran lintas batas yang cepat dan fleksibel di seluruh dunia dengan memanfaatkan likuiditas kripto yang mendalam.
BACA JUGA:
"Kemitraan baru kami dengan Uphold memungkinkan kami untuk memperkuat dasar infrastruktur kami dan memanfaatkan kemampuan likuiditas yang mendalam dari Uphold, yang akan membantu Ripple dalam menyediakan pembayaran lintas batas yang cepat dan fleksibel di seluruh dunia," ujar Pegah Soltani.
Ripple fokus pada tiga hal: pembayaran lintas batas, likuiditas kripto, dan mata uang digital bank sentral (CBDC). Ripple telah melayani ratusan pelanggan di lebih dari 55 negara dan 6 benua, dengan kemampuan melakukan pembayaran di lebih dari 70 pasar. Ripple telah memproses volume senilai 30 miliar dolar AS (sekitar Rp 420 triliun) dan melaksanakan lebih dari 20 juta transaksi sejak meluncurkan solusi pembayarannya.
Ripple juga baru-baru ini meraih kemenangan hukum atas Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). SEC mencabut gugatannya terhadap CEO Ripple, Brad Garlinghouse, dan salah satu pendiri, Chris Larsen. Keputusan ini menguntungkan Ripple, meskipun SEC akan banding. Kasus ini menimbulkan perdebatan tentang status XRP, aset kripto yang dikelola oleh Ripple, sebagai sekuritas atau bukan.