JAKARTA - Platform e-commerce China termasuk JD.com, PDD Holdings' Pinduoduo, dan Taobao milik Alibaba menawarkan diskon besar untuk iPhone 15 terbaru DARI Apple, dengan beberapa penawaran hingga 1.501 yuan (Rp3,2) di bawah harga eceran.
Para analis mengatakan bahwa iPhone 15 tidak terjual sebaik pendahulunya di China. Counterpoint Research mengatakan pekan lalu bahwa penjualan iPhone 15 di China turun 4,5% dibandingkan dengan iPhone 14, dalam 17 hari pertama setelah diluncurkan di pasar.
Di China, Apple kadang-kadang mengizinkan vendor mitra untuk menawarkan diskon guna merangsang permintaan. Tetapi platform e-commerce China juga terlibat dalam pertempuran "nilai uang" karena konsumen menyempitkan ikat pinggang mereka di tengah perlambatan ekonomi, dengan penurunan harga menjadi fokus utama dari festival belanja tahunan Singles Day yang akan datang.
JD.com menjual iPhone 15 512 GB dengan harga 7.498 yuan, 1.501 yuan lebih rendah dari harga resmi Apple sebesar 8.999 yuan. Menanggapi diskon tersebut, perusahaan mengatakan itu sejalan dengan strategi yang diluncurkan tahun ini untuk menawarkan harga rendah.
BACA JUGA:
-
| TEKNOLOGI
Bitcoin cs Diprediksi Bakal Bullish, Begini Menurut Analis Morgan Stanley
23 Oktober 2023, 23:30 -
| TEKNOLOGI
Pesawat EscaPADE Rocket Lab Sedang Jalani Tahap Pengujian Terakhir
23 Oktober 2023, 19:05 -
| TEKNOLOGI
Angkatan Luar Angkasa AS Ingin Sewa Satelit Geostastioner dengan Kontrak IDIQ
23 Oktober 2023, 18:05 -
| TEKNOLOGI
Kominfo Terus Berupaya Ciptakan Ruang Digital yang Aman Jelang Pemilu 2024
23 Oktober 2023, 17:30
Pinduoduo menawarkan versi 128 GB dari iPhone 15 Plus dengan harga 6.098 yuan, 900 yuan lebih rendah dari harga eceran Apple sebesar 6.999 yuan, menurut pemeriksaan yang dilakukan oleh Reuters.
iPhone 15 Pro Max 512 GB, yang memiliki harga 11.999 yuan di toko Apple, dapat dibeli dengan harga 10.698 yuan di platform e-commerce Taobao milik Alibaba. Apple, Pinduoduo, dan Alibaba tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Diskon iPhone 15 dari platform e-commerce pertama kali dilaporkan oleh surat kabar mingguan Economic Observer pada Senin 23 Oktober.
