Bagikan:

JAKARTA - Sebuah komet yang berukuran dua kali dari Gunung Everest telah meledak saat mengelilingi matahari. Komet ini disebut dengan Komet Iblis karena ukurannya yang mengerikan dan tanduk yang menyertainya.

Saat ini, Komet Iblis sedang meluncur ke arah bumi, kabar yang sebenarnya sempat membawa kehebohan. Namun, seorang peneliti berkata bahwa komet ini tidak memberikan ancaman apa pun.

Mengutip dari Insider, Peneliti Pascadoktoral Teddy Kareta di Lowell Observatory mengatakan bahwa Komet Iblis tidak benar-benar mengarah ke bumi. Komet ini masih berjarak sekitar satu setengah unit astronomi, bahkan lebih jauh dari jarak Bumi dan Matahari.

Meski pada musim semi mendatang komet ini bisa terlihat dengan mata telanjang, bukan berarti jarak komet ini begitu dekat dengan bumi. Kareta mengatakan, “Itu karena (komet ini) secara umum terlihat sangat terang."

Komet Iblis ini menjadi perhatian para ilmuwan karena kecerahan yang menyertainya. Setiap kali sebuah ledakan muncul pada komet tersebut, berton-ton gas dan debu akan lahir dan berbentuk seperti tanduk.

Saat tanduk ini terbentuk, Komet Iblis akan menjadi begitu bercahaya dan memudar lagi setelahnya. Ada teori yang menyebutkan bahwa komet ini mengandung es sehingga akan menguap dengan mudah saat terkena panas dari matahari.

Namun, komet ini jarang meledak ketika berdekatan dengan matahari, bahkan hanya dua kali dalam lima tahun. Sebaliknya, komet ini semakin sering meledak ketika jauh dari matahari, mematahkan teori tersebut.

Hingga saat ini, para ilmuwan masih mempertanyakan pemicu dari ledakan komet berukuran 19,4 mil ini. Oleh karena itu, tak sedikit yang menantikan puncak kecerahan Komet Iblis yang diprediksi terjadi pada April 2024.

Kabarnya, komet yang terakhir kali muncul pada 71 tahun lalu ini akan mendekat ke Bumi tahun depan, tepatnya di bulan Juni. Setelah waktu yang diperkirakan itu, penduduk bumi bisa melihat titik cahaya yang dihasilkan oleh Komet Iblis di langit malam.