JAKARTA – Sejak kemunculannya pada 2009 silam, Bitcoin (BTC) telah menarik perhatian banyak pihak. Aset digital tersebut yang memiliki total pasokan 21 juta koin, diklaim mampu menjadi pelindung nilai dibandingkan aset lain. Hingga detik ini BTC menjadi aset digital terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya yang bernilai Rp8,3 kuadriliun menurut CoinGecko.
Sementara itu, menurut laporan terbaru dari raksasa investasi manajemen Fidelity Digital Assets, Bitcoin diakui sebagai aset digital yang unik dan perlu dievaluasi secara terpisah ketika membangun portofolio investasi kripto.
Fidelity Digital Assets, yang merupakan manajer aset terbesar ketiga di dunia dengan dana kelolaan sebesar 4,24 triliun dolar AS (setara Rp35,1 kuadriliun), menyebutkan pentingnya Bitcoin dalam ekosistem kripto. Laporan penelitian mereka menyatakan bahwa proyek-proyek selain Bitcoin memerlukan penilaian yang berbeda.
"Investor harus memiliki dua pendekatan yang berbeda," kata Chris Kuiper dan Jack Neureuter, penulis laporan ini.
Pendekatan pertama mempertimbangkan Bitcoin sebagai aset moneter yang langka. Bitcoin diciptakan untuk mengatasi masalah kelangkaan digital dan menjadi bentuk uang digital yang tahan sensor. Dalam hal ini, Bitcoin paling baik dipahami sebagai penyimpan nilai.
Pendekatan kedua mempertimbangkan aset digital lain yang memiliki sifat seperti modal ventura. Ini berarti mereka memiliki risiko yang lebih tinggi dan potensi pengembalian yang lebih besar, tetapi juga lebih mirip dengan investasi modal ventura daripada aset moneter.
BACA JUGA:
Bitcoin Berbeda dengan Aset Kripto Lain
Laporan Fidelity Digital Assets menekankan bahwa Bitcoin berdiri sendiri dalam ekonomi kripto. Tidak ada blockchain lain yang dapat menggantikan Bitcoin sebagai aset moneter karena setiap modifikasi akan mengorbankan desentralisasi dan keamanan. Para penulis laporan menegaskan bahwa Bitcoin saat ini adalah jaringan moneter paling aman dan terdesentralisasi.
Laporan ini juga mencatat bahwa Bitcoin memiliki efek jaringan yang kuat, menjadikannya jaringan moneter yang dominan dalam dunia kripto. Selain itu, kemampuannya untuk bertahan dari ancaman dan serangan membuatnya semakin kuat melalui apa yang dikenal sebagai Efek Lindy.
Kesimpulannya, laporan Fidelity Digital Assets menyarankan bahwa investor kripto harus mengevaluasi Bitcoin secara terpisah sebagai aset moneter sebelum mempertimbangkan aset digital lain yang memiliki risiko lebih tinggi dan potensi pengembalian yang lebih besar. Ini membantu membangun portofolio investasi kripto yang lebih seimbang dan sesuai dengan tujuan investasi masing-masing.