JAKARTA - Kehadiran internet dan perkembangan media sosial mendorong kemudahan komunikasi politik dan penyediaan informasi politik secara cepat, tepat sasaran, apalagi dalam masa-masa Pemilu 2024.
Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria, media sosial saat ini sangat berperan dalam mempengaruhi proses politik, termasuk membentuk cara pandang dan meningkatkan kesadaran publik akan isu-isu sosial terkini.
"Digitalisasi telah menghadirkan desentralisasi komunikasi politik. Politik internet telah menjadikan semua sebagai pihak yang secara aktif bersuara," ujar Nezar dalam siaran resminya dikutip Senin, 2 Oktober.
Dengan kemudahan yang ditawarkan, menurutnya, kegiatan komunikasi, pertukaran pendapat, hingga mobilisasi kegiatan politik, menjadi lebih mudah dilakukan oleh siapapun dan di mana pun mereka berada.
Nezar juga memberikan contoh pemanfaatan media sosial yang berhasil mendorong partisipasi pemilih muda di Amerika Serikat, Di sisi lain, dia mengingatkan adanya potensi kekacauan informasi seiring peningkatan intensitas penggunaan media sosial.
BACA JUGA:
Nezar menjelaskan setidaknya ada tiga bentuk kekacauan informasi yang sering ditemui. Pertama adalah misinformasi, di mana penyebaran informasi salah yang dibuat tanpa intensi menimbulkan kerugian.
"Kedua, disinformasi, yaitu penyebaran informasi salah dengan sengaja. Ketiga, mal-informasi, yaitu tersebarnya informasi faktual yang bertujuan untuk merugikan pihak-pihak tertentu," tambahnya.
Untuk mengantisipasi potensi kekacauan informasi tersebut secara komprehensif, Kementerian Kominfo menginisiasi Kampanye Pemilu Damai 2024.
Tidak lupa, Kominfo juga mengundang keterlibatan stakeholder terkait untuk bersama-sama melakukan amplifikasi pesan turunan Pemilu Damai. "Termasuk di antaranya dengan tidak melakukan penyebaran disinformasi dan hoaks," tandasnya.