Bagikan:

JAKARTA - Akuisisi Microsoft terhadap Activision Blizzard masih tertahan di keputusan akhir dari Komisi Persaingan dan Pasar (Competition and Markets Authority/CMA) Inggris. 

Untuk mendapatkan deal dari CMA, beberapa waktu lalu Microsoft telah merestrukturisasi kesepakatan akuisisi, yang secara khusus mengatakan bahwa gim Activision seperti Call of Duty, dan lainnya tidak akan menjadi eksklusif di platform gaming Microsoft.  

Dalam kabar terbarunya, CMA merilis pernyataan pada h ari Jumat, 22 September kemarin yang menyatakan bahwa proposal yang diperbarui “secara substansial mengatasi kekhawatiran sebelumnya” mengenai potensi masalah persaingan di pasar cloud gaming yang berkembang pesat. 

Kekhawatiran utamanya adalah apakah akuisisi ini akan menghambat persaingan di sektor cloud gaming, di mana gim dialirkan ke perangkat seperti tablet dan ponsel, sehingga menghilangkan kebutuhan akan konsol gim dan komputer yang mahal.

Namun, dalam kesepakatan baru ini,  Microsoft tidak lagi mengontrol hak cloud gaming untuk konten Activision, sehingga tidak dapat membatasi akses ke konten utama Activision ke layanan cloud gaming miliknya atau menahan gim tersebut dari pesaingnya 

Jadi, CMA untuk sementara menyimpulkan bahwa perlindungan tambahan ini akan menyelesaikan permasalahan yang masih ada. CMA kini telah membuka konsultasi, hingga 6 Oktober, mengenai solusi yang diusulkan Microsoft.

“Ini adalah kesepakatan baru dan sangat berbeda, yang menjadikan distribusi cloud dari game-game penting ini berada di tangan pemasok independen yang kuat, Ubisoft, dan bukan di bawah kendali Microsoft," kata Colin Raftery, direktur senior merger dan pengambil keputusan Fase 1 dalam pernyataan resminya. 

Sarah Cardell, CEO CMA, pun turut mengatakan bahwa pendirian regulator yang konsisten, menekankan bahwa merger hanya dapat dilanjutkan jika merger tersebut mempertahankan persaingan, inovasi, dan pilihan dalam cloud gaming.

“Sebagai respons terhadap larangan awal kami, Microsoft kini telah merestrukturisasi kesepakatan secara substansial, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi kekhawatiran awal kami,” katanya.

“Namun, akan jauh lebih baik jika Microsoft mengajukan restrukturisasi ini selama penyelidikan awal kami. Kasus ini menggambarkan biaya, ketidakpastian dan penundaan yang dapat ditanggung oleh para pihak jika ada pilihan penyelesaian yang kredibel dan efektif namun tidak diajukan pada waktu yang tepat," pungkasnya.