JAKARTA – Elon Musk, miliarder yang menguasai platform X dan Tesla, berencana membeli OpenAI senilai 97,4 miliar dolar AS (Rp1.593 triliun), tetapi pihak direksi menolak rencana pembelian tersebut.
Ketua OpenAI Bret Taylor, atas nama dewan direksi mengatakan, pemimpin OpenAI sepakat untuk menolak tawaran dari konsorsium yang dipimpin oleh Musk. Taylor menegaskan bahwa OpenAI tidak akan dijual, baik saat ini maupun di masa mendatang.
"OpenAI tidak untuk dijual dan dewan direksi telah dengan suara bulat menolak upaya terbaru Tn. Musk untuk mengganggu pesaingnya," kata Taylor melalui akun OpenAI pada Jumat, 14 Februari.
Menurut OpenAI, Elon Musk mengajukan rencana pembelian untuk menjatuhkan perusahaan tersebut. Pemilik Neuralink itu diyakini ingin memblokir rencana OpenAI untuk menjadi perusahaan laba.
OpenAI, pada akhir Desember lalu, mengatakan bahwa mereka akan merombak struktur perusahaan dan berubah menjadi startup yang mencari laba. Perombakan sistem perusahaan ini juga berkaitan dengan perkembangan teknologi perusahaan tersebut.
BACA JUGA:
Dengan mengubah struktur perusahaan, dewan direksi juga akan menghapus sejumlah batasan agar OpenAI bisa berkembang tanpa memikirkan dana. Mereka akan mengamankan lebih banyak modal untuk membuat Artificial Intelligence (AI) yang lebih canggih.
"Setiap reorganisasi potensial OpenAI akan memperkuat organisasi nirlaba kami dan misinya untuk memastikan AGI memberi manfaat bagi seluruh umat manusia," jelas Taylor.
Jika Musk menguasai OpenAI, miliarder itu ingin mengakhiri rencana restrukturisasi perusahaannya. Musk juga ingin tetap menjadikan OpenAI sebagai perusahaan nirlaba. Tindakan ini yang dinilai menghadang perkembangan perusahaan.
Sebelum Taylor mengungkapkan keputusan dewan direksi, CEO OpenAI Sam Altman sempat menolak tawaran Musk dengan tegas. Pada 10 Februari lalu, Altman membalas tawaran konsorsium tersebut dengan membuat cuitan 'Tidak, terima kasih' di platform X.