Bagikan:

JAKARTA – Hipotesis Bola Dyson atau Dyson Sphere, megastruktur yang melingkupi bintang dan menyerap tenaga tata surya, masih terus ditelusuri oleh para ilmuwan hingga saat ini.

Freeman Dyson, pembuat hipotesis tersebut, menyatakan sangat mungkin ada peradaban di luar bumi yang begitu maju. Menurut Dyson, megastruktur ini mampu dideteksi melalui panas yang dipancarkan dari gelombang inframerah.

Para ilmuwan sendiri telah memiliki alat yang cocok untuk mendeteksi megastruktur ini, yakni menggunakan Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI). Dikutip dari Sciencealert, Profesor Penn State Extraterrestrial Intelligence Center (PSTI) Jason T. Wright mengusulkan cara baru dalam mencari Bola Dyson.

Jika sebelumnya para peneliti mencari dengan panas yang dipancarkan, Wright menyarankan pencarian melalui indikasi aktivitas. Wright pun mengusulkan hal ini berdasarkan konsep batas Landsberg.

Meski teknologi maju dikatakan mampu berkembang dengan pesat karena eksploitasi energi dalam jumlah besar, perlu dicatat bahwa kemampuan ini tetap ada batasnya. Batas ini tentu sejalan dengan jumlah energi, seperti inframerah dan ultraviolet, yang dilepaskan bintang.

Dyson sendiri meyakini bahwa energi ini perlu dikeluarkan oleh bintang dalam bentuk limbah panas, tetapi tidak ada teori yang mendasari terkait bentuk limbah ini. Maka dari itu, Wright dan para ahli astrofisika lainnya memberikan usul model teoritis untuk mengetahui tanda termalnya.

Dalam teori yang dibuat, Wright memiliki pendapat yang berbeda mengenai struktur Bola Dyson. Ia menyinggung teknis pembangunan megastruktur dengan menempatkan pandangan peradaban saat ini. Wright yakin akan ada yang termotivasi untuk membangun Bola Dyson demi meningkatkan volume layak hidup.

Jika sebagian orang percaya bahwa Bola Dyson berukuran sangat besar dan dingin untuk memaksimalkan efisiensi, Wright berpendapat sebaliknya. Menurutnya, konfigurasi optimal yang benar adalah bola panas berukuran sangat kecil.

Selain untuk anggaran massal yang tetap, ukuran ini mampu menangkap sebagian besar, tetapi tidak semua cahaya. Parameter pencarian pun bisa diperluas hingga ke suhu jauh di atas 300K karena Wright percaya bahwa ekstrasi kerja cahaya bintang lebih efisien jika lebih dekat ke bintang.

Selain fokus pada hukum fisika, Wright mempertimbangkan tantangan teknik yang terlibat. Maka dari itu, Wright menerapkan termodinamika radiasi sebagai mesin komputasi dan pemerhati konsekuensi dari Bola Dyson.