Bagikan:

JAKARTA - Apple belum lama ini mengganti seluruh bahan aksesorisnya untuk mencapai target net-zero atau bebas karbon. Perubahan ini telah mengganti bahan aksesoris yang semula memakai kulit hewan menjadi FineWoven, bahan tekstil yang didaur ulang.

Namun, langkah perubahan ini tak memberikan respon yang baik. Dikutip dari The Verge, casing dan aksesoris iPhone berbahan FineWoven ini sangat buruk. Masalahnya berasal dari bahannya itu sendiri.

The Verge melakukan uji coba pada casing ponsel dan memasangnya pada iPhone. Orang-orang pasti sering tak sengaja menggoreskan kuku mereka ke casing ponsel dan hal ini tak bisa terjadi pada bahan FineWoven.

Jika bersentuhan dengan benda yang bergerigi atau tergaruk, hasil yang tertinggal di casing akan permanen. Casing pun menjadi lecet dan tidak bisa kembali seperti semula meski sudah digosok dengan jari.

Dengan kata lain, aksesoris berbahan FineWoven ini benar-benar buruk untuk pemakaian jangka panjang. Permasalahan lainnya yang membuat FineWoven tidak pantas untuk dibeli adalah segi harganya.

Pada casing ponsel, harga yang dikenakan adalah 59 dolar AS atau setara dengan Rp908 ribu. Sementara bahan FineWoven pada AirTag holder dihargai dengan 35 dolar AS (Rp538 ribu) dan pada band jam tangan baru seharga 99 dolar AS (Rp1,5 juta). Harga ini dianggap tak senilai dengan kualitasnya.

Meski tujuan Apple berganti bahan memiliki maksud yang baik, FineWoven bukan solusi yang tepat untuk menggantikan bahan kulit. FineWoven juga tak memiliki nilai premium di dalamnya.