Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan asal China, Nio, berencana untuk meluncurkan ponsel mandiri pertamanya pada akhir September. Hal ini  diumumkan oleh perusahaan pembuat mobil listrik asal China tersebut. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik mobil-mobil mereka melalui perangkat lunak dan konektivitas yang lebih baik.

Nio menjadi perusahaan otomotif China terbaru yang ikut dalam tren meluncurkan sistem mobil yang memungkinkan pengemudi menggunakan ponsel pintar mereka untuk membuka pintu secara remote, menghidupkan AC, atau menghidupkan mobil, di antara fungsi-fungsi lainnya.

Pendiri dan CEO Nio, William Li, merupakan salah satu penggerak utama dari proyek ponsel ini, yang ditargetkan terutama kepada para pengemudi mobil Nio.

"Usaha ponsel kami bukanlah untuk bersaing dengan para produsen ponsel tersebut," kata Li kepada para investor dalam panggilan pendapatan pada Selasa malam, 29 Agustus. "Sebaliknya, kami ingin menggunakan ponsel sebagai alat untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna kendaraan kami."

Seiring dengan tren ponsel pintar yang menghasilkan permintaan besar terhadap konektivitas dari para pengemudi, lebih banyak produsen otomotif mencari cara untuk tetap unggul dalam persaingan yang semakin meningkat.

Pendiri Zhejing Geely Holding  mengakuisisi produsen ponsel Meizu tahun lalu dan perusahaan-perusahaan tersebut mengumumkan akan mengintegrasikan elektronik konsumen dan perjalanan.

Huawei Technologies  telah bermitra dengan produsen otomotif, termasuk Seres Group, untuk menyediakan sistem operasi Harmony guna mendukung mobil listrik (EV).

Namun, proyek ponsel Nio telah memunculkan kekhawatiran di kalangan sebagian investor karena perusahaan tersebut tengah berjuang dengan kerugian yang semakin melebar dan penurunan penjualan akibat perang harga yang dimulai oleh Tesla pada bulan Januari.

Nio mencatat kerugian bersih sebesar 6,12 miliar yuan (Rp12,7 triliun) pada kuartal kedua, dibandingkan dengan kerugian sebesar 2,75 miliar yuan (Rp5,7 triliun) pada periode yang sama tahun lalu.

Pada akhir Juni, perusahaan ini memiliki kas dan setara kas sejumlah 4,3 miliar dolar AS (Rp65,4 triliun) dan menerima investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS (Rp16,7 triliun) pada bulan Juli dari CYVN Holdings.

Li mengatakan bahwa Nio akan meluncurkan model pertama dari merek mobil listrik baru mereka yang ditargetkan untuk pasar massal pada paruh kedua tahun 2024.