Bagikan:

JAKARTA - Teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) telah lama dinilai sangat efektif dalam memerangi kejahatan keuangan, terutama kejahatan pencucian uang atau money laundering

Berdasarkan temuan FICO, perusahaan global terkemuka penyedia perangkat lunak analitik tingkat lanjut, AI dan ML bahkan telah digunakan lebih dari 30 tahun untuk deteksi penipuan tersebut. 

Tapi untuk saat ini, mengingat banyaknya kasus pencurian data pribadi atau pembajakan akun, General Manager di Asia untuk FICO Asia Pacific, Dattu Kompella mengatakan bahwa ML dan AI juga mampu digunakan untuk meningkatkan keamanan aplikasi dengan mendeteksi celah keamanan yang mungkin ada pada aplikasi. 

Dengan menggunakan AI, perusahaan terutama di sektor perbankan dapat memeriksa kode aplikasi secara otomatis dan memberikan peringatan jika ada celah keamanan yang perlu diperbaiki. 

Meski demikian, Kompella menyebutkan tidak ada tingkat akurasi yang pasti dengan penggunaan AI tersebut. Karena menurutnya, semua kembali lagi ke keputusan perusahaan untuk mengambil strategi lebih lanjut. 

"Ini (AI) membantu beberapa bidang dalam membuat keputusan tersebut menggunakan model matematika. FICO membantu Anda membuat keputusan yang tepat dan kemudian juga membantu Anda memantau keputusan tersebut," kata Kompella saat peluncuran resmi platform FICO di Indonesia pada Selasa, 29 Agustus di Jakarta. 

Jadi secara garis besarnya, FICO akan membantu perusahaan untuk membuat keputusan (decision making). Setelah itu, FICO akan memonitor apakah keputusan tersebut tepat atau tidak. 

Selanjutnya, mereka juga akan membantu perusahaan dalam mengecek strategi yang diambil oleh bank sudah benar atau belum, hingga meningkatkan strategi tersebut.

"Jadi kalau dikatakan akurat atau tidak, mereka (perusahaan dan FICO) saling melengkapi disitu," pungkasnya.