JAKARTA - Sebagai langkah untuk melindungi artis musik dan integritas karya mereka di dunia yang dipenuhi Kecerdasan Buatan (AI), YouTube menggandeng Universal Music Group (UMG).
Kerja sama ini akan menciptakan YouTube Music AI Incubator, sebuah program yang dirancang untuk menggali potensi AI dalam musik.
Inisiatif ini diatur untuk mengumpulkan kreativitas dan keahlian dari beberapa artis, penulis lagu, dan produser paling inovatif dalam bisnis tersebut.
"Kemajuan dalam AI generatif bukan lagi janji masa depan. Jutaan orang telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari mencari informasi berguna hingga meningkatkan kreativitas dan produktivitas," ujar CEO YouTube Neal Mohan dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 22 Agustus.
"Dan konten kreator YouTube secara khusus telah menggunakan AI untuk merampingkan dan meningkatkan proses kreatif mereka," imbuhnya.
Pada 2023 saja, lebih dari 1,7 miliar penayangan video terkait alat AI terdapat di YouTube. Mohan mengatakan, dengan kerja sama ini, maka kedua belah pihak akan lebih memahami bagaimana teknologi itu dapat memberikan manfaat yang paling besar bagi artis dan penggemar.
"Bagaimana juga teknologi dapat meningkatkan kreativitas, dan di mana kita dapat berupaya memecahkan masalah-masalah penting di masa depan," kata Mohan.
BACA JUGA:
Di antara yang pertama terlibat dalam inisiatif ini adalah Anitta, Björn Ulvaeus, komposer Max Richter, Juanes, Rosanne Cash, Ryan Tedder, Yo Gotti, D4vd dan Frank Sinatra.
"Inti dari visi kolektif kami adalah mengambil langkah-langkah untuk membangun ekosistem musik dan video yang aman, bertanggung jawab serta menguntungkan," kata Ketua dan CEO UMG, Sir Lucian Grainge.
"Sebuah ekosistem di mana artis dan penulis lagu memiliki kemampuan untuk mempertahankannya. Integritas kreatif mereka, kekuatan mereka untuk memilih, dan diberi kompensasi secara adil," sambungnya.
Di samping itu, YouTube juga melarang konten tertentu yang dimanipulasi secara teknis. Artinya, kreator tidak boleh mengunggah video yang secara teknis telah dimanipulasi untuk mempromosikan klaim palsu atau menyesatkan penonton tentang suatu kekejaman dengan cara yang dapat menimbulkan risiko bahaya yang serius.
"Kami akan terus berinvestasi dalam teknologi bertenaga AI yang membantu kami melindungi komunitas penonton, pencipta, artis, dan penulis lagu – mulai dari Content ID, hingga kebijakan dan deteksi serta sistem penegakan hukum yang menjaga platform kami tetap aman di balik layar," tutup Mohan.
Sebagai informasi yang dihimpun dari Venture Beat, kerja sama ini muncul di tengah meningkatnya kontroversi mengenai penggunaan musik yang dihasilkan AI pada platform streaming.
Pada Mei 2023, Spotify menghapus puluhan ribu lagu yang dibuat oleh startup AI DistroKid setelah menerima keluhan dari UMG.
Label musik itu menuduh DistroKid melanggar hak ciptanya dengan menggunakan musik artisnya untuk melatih algoritma AI-nya dan menghasilkan lagu yang terdengar mirip dengan mereka. Tetapi, DistroKid membantah tuduhan tersebut dan menyatakan musik AI-nya adalah asli dan tidak melanggar hak siapa pun.