Bagikan:

JAKARTA - Laporan keuangan pertama dari Binance Prancis menunjukkan bahwa bursa kripto tersebut mengalami kerugian sebesar 4 juta euro (sekitar Rp47 miliar) selama periode 14 bulan sejak didirikan pada November 2021 hingga Desember 2022.

Selama periode tersebut, Binance Prancis mengeluarkan total biaya sebesar 14 juta euro (Rp234 miliar) untuk berbagai keperluan, termasuk gaji staf, pemasaran, administrasi, pajak, dan biaya profesional. Namun, pendapatan yang dihasilkan hanya mencapai 10 juta euro (Rp167 miliar) dalam periode yang sama.

Binance menjelaskan bahwa kerugian tersebut terjadi karena mereka baru memperoleh pendapatan selama enam bulan dari 14 bulan pengeluaran. Meskipun beroperasi sejak November 2021, bursa ini belum dapat melayani pelanggan hingga mendapatkan persetujuan regulasi dari Autorité des marchés financiers (AMF) pada pertengahan 2022.

Untuk tahun 2023, Binance Prancis mengharapkan untuk mencatat keuntungan, di mana mereka akan memiliki pendapatan selama setahun penuh untuk menutupi biaya operasional. Audit dari RSM Paris, penyedia layanan audit terkemuka, telah mengaudit Binance Prancis dan mengeluarkan laporan mengenai kondisi keuangan perusahaan tersebut.

Selain itu, Binance Prancis juga mengungkapkan bahwa mereka menyimpan aset kripto senilai 1 miliar euro (Rp16 triliun) untuk para pengguna mereka. Meskipun tidak diungkapkan rinciannya, platform ini menyatakan bahwa mereka menyimpan 7 juta dolar AS (Rp105 miliar) dalam bentuk stablecoin USDT di akunnya.

Meski demikian, laporan audit yang diterjemahkan menunjukkan bahwa RSM memberikan peringatan terkait "ketulusan dan konsistensi" informasi dalam laporan tahunan. Tanggung jawab untuk membuat laporan yang sesuai dengan aturan dan prinsip akuntansi Prancis menjadi tanggung jawab manajemen perusahaan.

Sementara Binance Prancis tetap optimis dengan prospeknya di Prancis, prospeknya di beberapa negara Eropa lainnya terlihat suram karena menghadapi tantangan dalam mendapatkan persetujuan peraturan untuk beroperasi di pasar-pasar tersebut, termasuk Belanda, Siprus, Inggris, dan lainnya.

Binance Prancis berusaha untuk mempersiapkan diri menghadapi peraturan Markets in Crypto Assets (MiCA) yang akan datang, yang dijadwalkan berlaku pada tahun 2024. MiCA akan mengatur kerangka regulasi dan perizinan untuk industri kripto, dan Binance berkomitmen untuk memastikan kepatuhan dengan peraturan baru tersebut.