JAKARTA - China bakal meluncurkan roketnya dari laut. Tidak tanggung-tanggung, mereka akan meluncurkan 3 roket sekaligus. Roket bernama Long March 11 itu bakal diterbangkan pada tahun 2021 ini.
Sebelumnya, China pernah melakukan uji coba pada Juni 2019 dari landasan roket yang berlokasi di laut Kuning. Pada uji coba itu mereka berhasil menerbangkan 7 satelit ke orbit rendah bumi.
Peluncuran kedua berlangsung pada September 2020. Upaya tersebut berhasil menerbangkan 9 satelit. Kini, China sedang mengembangkan fasilitas pembuatan roket dan pengujiannya di Shandong.
“Sesuai dengan kebutuhan pengguna, kami berencana untuk membuat peluncuran satu di darat dan tiga roket dari laut. Peluncurannya aman, andal dan hemat biaya,” kata Li Tongyu selaku komandan China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT) sebagaimana yang dikutip dari Space, Kamis, 28 Januari.
Rencana peluncuran yang akan dilakukan dari laut ini akan memberikan keuntungan untuk China. Pasalnya, mereka akan mudah memilih jalur peluncuran dan menghindari terbang di atas daratan yang termasuk ke wilayah negara lain.
Tidak hanya itu, mereka juga bisa memastikan agar bagian roket jatuh ke lautan, dan bukannya ke daratan seperti yang pernah terjadi. Peluncuran itu juga bakal memudahkan mereka karena letaknya dekat ke ekuator. Sehingga mereka tidak membutuhkan banyak bahan bakar.
BACA JUGA:
Rencananya, peluncuran ini akan dikendalikan dari jarak jauh agar para personel terhindar dari risiko tertentu yang diakibatkan oleh peluncuran. Saat ini, CALT sedang mengembangkan roket versi terbaru yang digadang-gadang merupakan roket Long March 11A lebih kuat.
Melansir NTI, CALT merupakan sebuah organisasi paling besar China yang fokus pada pengembangan dan penelitian kendaraan peluncur, termasuk rudal balistik, kapal selam, dan roket. Akhir-akhir ini, organisasi tersebut juga mulai mengembangkan roket untuk kepentingan satelit komunikasi dan pesawat antariksa.
CALT merupakan organisasi yang didirikan untuk menjadi penerus perusahaan Industri Wanyuan Beijing (BYIC). Waktu itu, CALT dan BYIC mengembangkan rudal balistik.