Bagikan:

JAKARTA - Bos SpaceX, Elon Musk terkenal cukup eksentrik, ia mempunyai gaya memimpin perusahaan yang tidak lazim. Musk bahkan kedapatan pernah mengajak rapat staf SpaceX pada jam 1 dini hari.

Ajakan rapati itu berlangsung pada 23 Februari 2020. Musk mengadakan rapat bersama stafnya di pabrik SpaceX yang berlokasi di Pantai Boca Chica, Texas, AS.

Pembahasan utama dalam rapat tersebut adalah soal mengapa pabriknya tidak bisa beroperasi 24 jam dalam 7 hari untuk membangun sistem roket Starship yang pada akhirnya akan membawa awak dan kargo ke Mars.

Melansir CNBC International, ketika itu tim teknik menyatakan bahwa mereka memerlukan tenaga baru untuk bekerja dengan sistem sif. Setelah itu, SpaceX segera mempekerjakan 252 karyawan anyar.

Kejadian tersebut menggambarkan cara kerja yang dikomandoi Musk. Caranya memimpin berbeda dengan kebanyakan pimpinan perusahaan lain.

Gwynne Shotwell yang menjabat presiden SpaceX, menyatakan bahwa dirinya senang bekerja untuk Elon Musk. Namun, ia juga mengakui bahwa untuk bekerja dengan Musk memerlukan konsentrasi tinggi.

“Tidak diragukan lagi bahwa Musk sangat agresif pada jadwal waktunya, tapi terus terang, itu mendorong kami untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik dan lebih cepat,” ujar Shotwell dalam sebuah wawancara dengan TED edisi 2018.

Shotwell juga mengatakan bahwa bekerja dengan sistem yang agresif dengan memberi tekanan bisa menghasilkan solusi terbaik.

“Saya pikir sepanjang waktu dan semua uang di dunia tidak menghasilkan solusi terbaik, jadi memberikan tekanan pada tim untuk bergerak cepat sangatlah penting.”

Shotwell sudah bergabung dengan perusahaan roket SpaceX pada 2002. Dia memahami cara menyikapi tekanan dari sang bos.

Shotwell menjelaskan bahwa dirinya harus belajar mendengarkan dan berpikir terlebih dulu sebelum menerima atau menolak perintah Musk. Sebabnya, ide-ide Musk terbilang berani dan cukup berisiko.   

Pendapat senada diungkapkan oleh Max Hodak yang menjabat CEO Neuralink, perusahaan lain yang masih dimiliki Musk. Neuralink berfokus pada pengembangan chip untuk menghubungkan otak manusia dengan perangkat komputer.

“Elon memiliki optimisme yang luar biasa, di mana dia akan menembus batasan yang dibayangkan dan menunjukkan kepada Anda bahwa sebenarnya lebih banyak lagi yang mungkin dari yang Anda pikirkan saat ini,” ujar Hodak pada tahun 2019 di California Academy of Sciences.

Musk juga tidak mementingkan gelar sarjana tertentu bagi orang yang ingin bekerja di SpaceX maupun Tesla. Dia mengungkapkan bahwa dirinya tidak peduli jika calon pekerjanya hanya lulusan SMA.