JAKARTA - CleanSpark, perusahaan teknologi energi bersih, mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian resmi untuk membeli dua kampus penambangan Bitcoin di Dalton, Georgia. Dalam kesepakatan senilai 9,3 juta dolar AS (Rp138 miliar) dalam bentuk tunai, fasilitas-fasilitas tersebut diharapkan dapat berkontribusi kurang dari 1 exahash per detik (EH/s) ke hashrate CleanSpark.
Zach Bradford, CEO CleanSpark, menyatakan bahwa pembelian dua lokasi tambahan ini merupakan bukti dari hubungan yang semakin erat dengan masyarakat pedesaan di Georgia dan keahlian regional yang telah mereka kembangkan di sana.
CleanSpark berharap upaya mereka dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi bagi daerah pinggiran kota dan pedesaan tempat operasi mereka berada. Dalam rilis yang dikirim melalui email, disebutkan bahwa fasilitas penambangan ini akan menampung lebih dari 6.000 unit Bitmain Antminer S19 XP dan S19J Pro+.
BACA JUGA:
CleanSpark memiliki target untuk mencapai hashrate sebesar 16 EH/s pada akhir tahun 2023, dan akuisisi ini akan memastikan bahwa mereka memiliki infrastruktur yang cukup untuk mencapai tujuan tersebut.
CleanSpark menambang Bitcoin dengan menggunakan sumber energi rendah karbon. Perusahaan ini juga menjual sebagian Bitcoin yang dihasilkan untuk diinvestasikan kembali dalam pertumbuhan. CleanSpark berhasil melampaui perkiraan akhir tahun pada 2022 dengan meningkatkan hashrate-nya dan mencapai tingkat realisasi hashrate yang tinggi di tengah pasar kripto yang sulit.
Dengan harga Bitcoin yang mendekati level 30.000 dolar AS (setara Rp447 jutaan) per koin, penambangan Bitcoin menjadi semakin menarik bagi para investor. Namun, tantangan yang dihadapi adalah halving yang akan datang, di mana reward blockchain akan dikurangi sementara biaya operasional tetap sama. CleanSpark, bersama dengan pemain industri lainnya, terus berusaha untuk mengatasi tantangan ini dan mempertahankan pertumbuhan dalam industri penambangan Bitcoin.