JAKARTA - Teknologi semakin berkembang pesat dengan adanya kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih. Kali ini, perusahaan teknologi Qualcomm mengungkapkan software revolusioner bernama ControlNet yang dapat mengubah gambar doodle yang buruk menjadi karya seni yang luar biasa.
ControlNet, yang diumumkan oleh Qualcomm pekan lalu, merupakan alat yang mampu mengolah gambar berdasarkan instruksi yang diberikan dalam waktu hanya 12 detik. Keunikan dari ControlNet adalah bahwa ia tidak memerlukan koneksi internet untuk berfungsi dan kemungkinan besar akan menjadi aplikasi utama di ponsel pintar.
Perusahaan ini menjamin bahwa semua gambar yang dihasilkan melalui ControlNet akan bersifat pribadi dan tidak ada data yang disimpan di cloud pihak ketiga.
"Generative AI telah mengubah dunia seni dengan mengganggu cara tradisional dalam menciptakan konten. ControlNet memungkinkan pengguna untuk memasukkan deskripsi teks gambar serta gambar tambahan untuk mengontrol proses generatif," kata Juru bicara Qualcomm menjelaskan tentang ControlNet.
ControlNet menjadi salah satu dari banyak alat AI serupa yang umumnya disebut sebagai model bahasa-visi (LVMs). Model-model ini menggabungkan enkoder gambar dan enkoder teks untuk membaca instruksi yang diberikan oleh pengguna sebelum menghasilkan konten baru.
Walaupun ControlNet belum tersedia untuk penggunaan umum, demonstrasi yang dilakukan menunjukkan bahwa alat ini dapat menghasilkan karya seni dari deskripsi teks, gambar, atau keduanya secara simultan.
Gambar yang dipilih dapat berupa gambar pribadi atau pun foto, sedangkan input teks dapat menunjukkan gaya atau "material" yang ingin digunakan oleh AI untuk menghasilkan versi baru. Misalnya, bisa menggunakan cat air atau cat minyak untuk menghasilkan gambar, dan hasilnya dapat ditampilkan dalam resolusi 4K.
BACA JUGA:
Proses ini berjalan di perangkat yang digunakan, sehingga Qualcomm mengklaim bahwa waktu pemrosesan dan konsumsi daya juga berkurang secara signifikan.
"Gambar-gambar dihasilkan dalam waktu kurang dari 12 detik untuk memberikan pengalaman interaktif yang dapat diandalkan dan konsisten. AI di perangkat memberikan keuntungan dalam hal biaya, performa, personalisasi, privasi, dan keamanan secara global," ungkap Juru bicara Qualcomm menambahkan.
Peluncuran produk baru Qualcomm ini datang setelah adanya kontroversi terkait penggunaan model gambar yang dihasilkan oleh AI, dengan banyak seniman yang mengungkapkan kekhawatiran hak cipta mereka.
Kasus tersebut dipicu oleh ilustrator Disney, Hollie Mengert, setelah mengetahui bahwa karyanya digunakan tanpa izin untuk melatih model baru di Kanada.
Banyak orang kemudian memperdebatkan etika penggunaan karya seni untuk melatih AI, sementara kelegalan tindakan semacam itu masih menjadi area abu-abu di berbagai negara.
Qualcomm belum mengungkapkan gambar mana yang digunakan untuk melatih ControlNet. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
ControlNet menjanjikan potensi yang menarik bagi para penggemar seni dan pengguna teknologi. Dengan menggunakan kecerdasan buatan yang canggih, alat ini dapat mengubah gambar doodle sederhana menjadi karya seni yang mengesankan. Hal ini memberikan kesempatan bagi orang-orang yang memiliki minat dalam seni namun mungkin memiliki keterampilan gambar yang terbatas.
Meskipun teknologi ini menawarkan banyak manfaat, masih ada pertanyaan seputar etika penggunaan karya seni untuk melatih AI. Kehadiran ControlNet dan alat serupa yang mengandalkan kecerdasan buatan memicu perdebatan tentang hak cipta dan penggunaan karya seni tanpa izin. Hal ini menunjukkan perlunya keterlibatan regulasi dan etika dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI yang melibatkan karya seni.
Kehadiran ControlNet sebagai alat AI inovatif memberikan harapan bagi penggemar seni untuk mewujudkan karya seni mereka tanpa batasan kemampuan teknis. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi semacam ini, penting bagi industri, regulator, dan masyarakat untuk mempertimbangkan implikasi etika dan hukum yang terkait dengan penggunaan karya seni dan data pribadi dalam pengembangan teknologi AI.