JAKARTA - Elon Musk pemilik baru Twitter belum lama ini pamer bahwa pengiklan terus berdatangan atau kembali ke platformnya. Tetapi, kenyataan baru berbanding terbalik dengan ucapannya.
Sebuah laporan mencuat berdasarkan dokumen internal yang didapat NYTimes, menunjukkan pendapatan iklan Twitter anjlok lebih dari setengah di Amerika Serikat (AS).
Twitter hanya menghasilkan penjualan iklan senilai 88 juta dolar AS atau setara Rp1,3 trilium antara April dan Mei 2023, sejak Musk mengambil alih media sosial itu.
Artinya, Twitter telah mengalami penurunan 59 persen dari periode yang sama tahun lalu. Perusahaan terus-menerus gagal memenuhi proyeksi penjualan mingguannya di AS.
Bahkan, laporan itu lebih buruk daripada penurunan 50 persen yang dikonfirmasi Musk pada Maret lalu, menunjukkan banyak industri masih takut dengan kebijakan baru miliarder tersebut untuk Twitter.
Sejak Musk membeli platform, dia beberapa kali melakukan pemulihan akun yang dinilai kontroversial. Salah satunya milik mantan Presiden AS, Donald Trump.
Musk juga memecat beberapa eksekutif penjualan utama di Twitter pada Oktober 2022. Akibatnya, beberapa industri ternama mengonfirmasi mereka tidak akan lagi beriklan karena khawatir dengan platform dan kepemimpinannya.
BACA JUGA:
Dia juga terus berpendapat melalui Tweet-nya yang cukup terbilang kontroversial, tentang penegasan gender, perang di Ukraina, tanggapan pemerintah terhadap COVID-19, keruntuhan populasi, kejahatan, imigrasi, dan masih banyak lagi.
Tepat pada April lalu, ketika Musk melakukan wawancara dengan BBC Internasional, dia menyatakan perusahaan telah mencapai titik impas dengan mengklaim hampir semua pengiklan telah kembali atau mengatakan mereka akan kembali.
Sebelumnya diwartakan, Musk juga mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai CEO Twitter agar dapat fokus mengawasi produk, perangkat lunak, dan pengurus sebagai Chief Technology Officer (CTO).
Sebagai gantinya, dia memperkerjakan Linda Yaccarino, yang sepertinya dipilih berdasarkan kesuksesan dan koneksinya dalam dunia periklanan, setelah menjabat sebagai eksekutif NBCUniversal.
Yaccarino, dikatakan Musk akan lebih berfokus untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan dengan pengiklan, yang pembeliannya merupakan mayoritas pendapatan Twitter. Demikian dikutip dari The Independent, Selasa, 6 Juni.