Twitter Menuduh Microsoft Lakukan Pelanggaran Penggunaan Data
Elon Musk, menuduh Microsoft melakukan penggunaan data Twitter yang "tidak sah". (foto: tangkapan layar wawancara elon musk dan bbc)

Bagikan:

JAKARTA - Twitter Inc mengklaim bahwa Microsoft Corp telah melanggar perjanjian terkait penggunaan data perusahaan media sosial tersebut. Hal ini terungkap menurut surat yang dilihat oleh Reuters pada Kamis, 18 Mei.

Pemilik Twitter, Elon Musk, melalui pengacaranya, menuduh Microsoft melakukan penggunaan data Twitter yang "tidak sah", termasuk berbagi data dengan lembaga pemerintah tanpa izin dalam beberapa kasus.

Dalam surat yang ditujukan kepada CEO Microsoft, Satya Nadella, pengacara Musk, Alex Spiro, meminta perusahaan teknologi tersebut untuk melakukan audit penggunaan konten Twitter. Surat tersebut pertama kali dilaporkan oleh New York Times.

Twitter belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters.

Sesuai dengan perjanjian Twitter, perusahaan media sosial tersebut memberlakukan batasan penggunaan pada antarmuka pemrograman aplikasinya (API) untuk semua pengembang.

"Meskipun adanya batasan ini, Aplikasi Microsoft mengakses API Twitter lebih dari 780 juta kali dan mengambil lebih dari 26 miliar tweet hanya pada tahun 2022," demikian bunyi surat tersebut.

Juru bicara Microsoft mengatakan perusahaan tersebut pada Kamis lalu menerima surat dari firma hukum yang mewakili Twitter dengan beberapa pertanyaan tentang penggunaan sebelumnya terhadap API Twitter yang gratis.

"Kami akan meninjau pertanyaan-pertanyaan ini dan memberikan tanggapan yang tepat. Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan jangka panjang kami dengan perusahaan tersebut," ujar juru bicara tersebut.

Dakwaan Twitter muncul pada saat Elon Musk berselisih dengan Microsoft terkait platform kecerdasan buatan miliknya.

Musk mengumumkan pada April lalu bahwa ia akan meluncurkan platform kecerdasan buatan "TruthGPT" untuk menantang layanan yang ditawarkan oleh Microsoft dan Google.

Ia telah mengkritik OpenAI yang didukung oleh Microsoft, perusahaan di balik kesuksesan chatbot ChatGPT, karena "melatih kecerdasan buatan untuk berbohong" dan menyatakan bahwa OpenAI kini menjadi organisasi "sumber tertutup" dan "untuk keuntungan" yang "erat bersekutu dengan Microsoft".

Musk juga telah menuduh Larry Page, salah satu pendiri Google, tidak serius dalam menghadapi masalah keamanan kecerdasan buatan.