Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan kripto dan Web3 asal Nigeria, Lazerpay, mengumumkan bahwa mereka menutup operasi pada 13 April. Pendiri dan CEO Lazerpay, Emmanuel Njoku, mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter bahwa keputusan untuk menutup perusahaan itu dilakukan setelah mereka tidak dapat mengumpulkan dana dalam putaran pendanaan.

Penutupan ini terjadi beberapa bulan setelah perusahaan mengumumkan PHK pada November 2022 akibat tidak mampu mengumpulkan dana setelah investor utama menarik diri. Lazerpay membantu bisnis menerima pembayaran stablecoin dari pelanggan di seluruh dunia.

Perusahaan ini telah memfokuskan diri pada memastikan transisi yang lancar bagi penggunanya dengan menyelesaikan masalah yang ada. Untuk itu, telah direkomendasikan agar pedagang menggunakan opsi pembayaran bank atau kripto dan menarik dana mereka dari platform sebelum 30 April 2023. Selain itu, perusahaan sedang mengundang perusahaan lain untuk membuat tawaran untuk membeli kepemilikan intelektualnya.

Njoku meluncurkan Lazerpay pada usia remaja dan mendirikan perusahaan bersama Abdulfatai Suleiman dan Prosper Ubi pada Oktober 2021 untuk mendorong adopsi kripto secara global. Menurut Njoku, Lazerpay telah menambahkan lebih dari 3.000 bisnis dan memproses lebih dari 1 juta dolar AS (Rp14,7 miliar) dalam transaksi.

Namun, beberapa startup pembayaran kripto di benua Afrika masih berkembang. Misalnya, NairaEx merupakan bursa Bitcoin aktif di Nigeria yang melayani sebagai media bagi para pedagang Nigeria untuk membeli atau menjual mata uang fiat negara, naira, dengan kripto.