Bagikan:

JAKARTA - Mata uang kripto seperti Bitcoin dan altcoin (cryptocurrency lainnya selain Bitcoin) perlu "ditambang" karena mereka adalah bentuk digital dari mata uang yang beroperasi di dalam suatu jaringan terdesentralisasi, yang dikenal sebagai blockchain.

Tambang adalah proses validasi transaksi dan pembuatan blok baru dalam blockchain, yang dilakukan oleh para penambang (miners) dengan menggunakan kekuatan komputasi mereka.

Ada beberapa alasan mengapa Bitcoin dan altcoin perlu ditambang:

  1. Keamanan Jaringan: Proses penambangan melibatkan komputasi yang kompleks dan memerlukan kekuatan komputasi yang signifikan untuk memvalidasi transaksi dan menciptakan blok baru dalam blockchain. Dengan demikian, penambangan membantu menjaga keamanan jaringan cryptocurrency tersebut, menghindari ancaman seperti serangan 51% di mana satu entitas dapat mengambil alih kontrol penuh atas jaringan.

  2. Validasi Transaksi: Para penambang memverifikasi transaksi yang masuk ke dalam jaringan cryptocurrency dan memastikan bahwa transaksi-transaksi tersebut sah dan sesuai dengan aturan protokol. Dengan demikian, penambangan membantu mencegah transaksi palsu, penipuan, atau pengeluaran ganda (double spending) di dalam jaringan cryptocurrency.

  3. Penghargaan: Para penambang diberikan insentif berupa hadiah dalam bentuk cryptocurrency sebagai imbalan atas usaha mereka dalam memvalidasi transaksi dan menciptakan blok baru. Hadiah ini biasanya berupa cryptocurrency yang ditambang itu sendiri, seperti Bitcoin atau altcoin lainnya. Inilah yang menjadi salah satu motivasi bagi penambang untuk melibatkan diri dalam proses penambangan.

  4. Distribusi Pasokan: Penambangan juga digunakan sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pasokan cryptocurrency ke dalam ekosistem. Dalam beberapa sistem cryptocurrency, pasokan awal ditambang dan didistribusikan kepada para penambang sebagai bagian dari hadiah, sehingga membantu mengurangi ketergantungan pada entitas tunggal dalam mengendalikan pasokan.

  5. Kontribusi pada Inovasi: Proses penambangan cryptocurrency melibatkan penggunaan kekuatan komputasi yang tinggi dan teknologi canggih. Penambangan menjadi sumber inovasi teknologi, seperti pengembangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan penambangan. Hal ini dapat berdampak positif pada perkembangan teknologi secara keseluruhan.

Beberapa mata uang kripto yang masih menggunakan mekanisme proof-of-work (PoW) dan memerlukan penambangan untuk memvalidasi transaksi dan menciptakan blok baru dalam jaringan mereka antara lain:

  1. Bitcoin (BTC): Bitcoin adalah mata uang kripto pertama yang diperkenalkan dan masih menggunakan PoW. Penambangan Bitcoin melibatkan penggunaan perangkat keras khusus yang disebut "ASIC" (Application-Specific Integrated Circuit) untuk memecahkan algoritma PoW yang kompleks dan memvalidasi transaksi dalam jaringan Bitcoin.

  2. Litecoin (LTC): Litecoin adalah mata uang kripto yang serupa dengan Bitcoin dan menggunakan PoW sebagai mekanisme konsensus. Namun, algoritma PoW yang digunakan oleh Litecoin (Scrypt) dirancang untuk lebih memungkinkan penambangan menggunakan perangkat keras umum (CPU dan GPU) daripada ASIC.

  3. Ethereum Classic (ETC): Ethereum Classic adalah cabang dari Ethereum yang mempertahankan PoW sebagai mekanisme konsensus setelah Ethereum beralih ke PoS. Penambangan Ethereum Classic melibatkan penggunaan perangkat keras khusus seperti ASIC untuk memvalidasi transaksi dan menciptakan blok baru dalam jaringan mereka.

  4. Monero (XMR): Monero adalah mata uang kripto yang berfokus pada privasi dan menggunakan PoW sebagai mekanisme konsensus. Penambangan Monero melibatkan penggunaan CPU dan GPU komputer pribadi, dan algoritma PoW yang digunakan (CryptoNight) didesain untuk lebih tahan terhadap penambangan dengan ASIC.

Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi dan mekanisme konsensus dalam mata uang kripto terus berkembang, dan beberapa mata uang kripto yang awalnya menggunakan PoW dapat beralih ke mekanisme konsensus yang berbeda seperti proof-of-stake (PoS) atau mekanisme lainnya di masa depan.