Bagikan:

JAKARTA - Salah satu tokoh kripto terkemuka di dunia, Balaji Srinivasan, mengeluarkan peringatan keras tentang masa depan ekonomi AS. Menurutnya, pemerintah AS akan terus mencetak uang tanpa batas untuk menutupi defisit anggaran dan menyelamatkan sektor-sektor yang terpukul oleh pandemi.

Srinivasan, yang pernah menjabat sebagai kepala teknologi di Coinbase, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, mengatakan bahwa AS sedang menghadapi krisis fiat yang parah. Fiat adalah mata uang yang dikeluarkan oleh negara dan tidak didukung oleh aset apapun.

Dalam serangkaian cuitan di Twitter, Srinivasan mengatakan bahwa banyak sektor ekonomi AS yang sudah hancur atau akan hancur akibat kebijakan moneter yang longgar dan intervensi pemerintah yang berlebihan. Dia menyebut bank, real estate komersial, negara-negara bagian yang didominasi Partai Demokrat, dan bahkan industri asuransi sebagai contoh-contoh sektor yang terancam.

"Semuanya hancur. Bank, real estate komersial, negara-negara bagian biru (negara yang dikuasai partai demokrat. red). Ada bisikan-bisikan tentang asuransi juga. Pencetakan uang akan bersejarah. Demikian pula keinginan untuk keluar dari pencetakan uang tersebut," tulisnya.

Srinivasan menjelaskan bahwa perusahaan asuransi, yang seharusnya menyediakan perlindungan bagi nasabahnya, sebenarnya memiliki portofolio investasi yang sangat berisiko. Dia mengatakan bahwa sebagian besar aset yang dipegang oleh perusahaan asuransi adalah obligasi pemerintah yang nilainya terus menurun karena kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve.

"Tentang asuransi... Anda tahu semua aset 'aman' yang dipegang perusahaan asuransi untuk membayar Anda kembali? Banyak dari itu juga berada dalam obligasi yang dinilai rendah oleh Fed,” tambah Balaji.

Ingat, perusahaan asuransi memegang aset 'aman' seperti obligasi dan hipotek. Dan bagaimana kinerja aset aman tersebut? Pada era kenaikan suku bunga yang tak terduga dan belum pernah terjadi sebelumnya? Tidak begitu baik, Bob," katanya.

Srinivasan menunjukkan grafik yang menunjukkan bahwa obligasi mencakup lebih dari 70 persen dari portofolio perusahaan asuransi AS pada tahun 2019. Dia mengatakan bahwa hal ini membuat perusahaan asuransi sangat rentan terhadap krisis keuangan.

Srinivasan mengatakan bahwa pelajaran dari krisis ini adalah untuk tidak percaya pada negara sebagai penyedia keamanan dan kemakmuran. Dia mengatakan bahwa solusi terbaik adalah beralih ke kripto, seperti Bitcoin, yang tidak dapat dikontrol atau dicetak oleh pemerintah manapun.

"Ini bukan hanya krisis keuangan. Ini adalah krisis fiat. Semua tagihan datang. Hanya beberapa bagian yang terlihat di depan umum. Tetapi akan jelas dalam retrofleksi: jangan percayai negara," pungkasnya.