JAKARTA – Di tengah krisis yang melanda perbankan AS, mantan kepala teknologi Coinbase, Balaji Srinivasan, memprediksi bahwa pemerintah AS akan membatasi akses ke Bitcoin (BTC) sebagai tanggapan atas kondisi tersebut.
Dalam wawancara baru-baru ini di podcast Bankless, Srinivasan memprediksi banyak bank fiat AS "akan merosot" dan pemerintah akan mencoba menghentikan orang keluar dari sistem keuangan. Ia mempertanyakan apakah cukup banyak orang dapat mencapai jalur keluar Bitcoin sebelum jalur keluar ditutup. Srinivasan memprediksi bahwa Bitcoin "akan dilindungi oleh cukup banyak pemerintah" di seluruh dunia.
Minggu lalu, mantan CTO Coinbase ini membuat gebrakan di dunia kripto setelah bertaruh sebesar satu juta dolar bahwa Bitcoin akan melambung ke 1 juta dolar AS (setara Rp15 miliar) per koin dalam waktu 90 hari. Saat artikel ini ditulis, BTC diperdagangkan di harga Rp430 jutaan menurut data Coingecko.
BACA JUGA:
Srinivasan juga berpikir bahwa dolar AS akan mengalami periode hiperinflasi yang mirip dengan keadaan mark Weimar setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I. Pada tahun 1923, mark Weimar runtuh dan menyaksikan nilai mata uangnya merosot menjadi satu triliun kali lipat dari dolar AS. Menurut Srinivasan, dunia akan menyaksikan perubahan besar tahun ini yang diawali dengan depresiasi dolar.
"Tahun ini mungkin akan menjadi yang terbaik… Depresiasi dolar. Kenaikan Bitcoin. Flippening global ke Timur. Bahkan bagi orang yang memikirkan tren ini, kecepatan perubahan akan terasa sangat cepat dan membingungkan,” kata Srinivasan.
“Ini mengingatkan saya sedikit pada awal abad ke-20. Pada tahun 1910, Anda masih memiliki sembilan keluarga kerajaan yang bertemu. Dunia lama masih ada dan tampaknya abadi. Tapi di bawah permukaan, teknologi telah mengubah segalanya. Dan abad ke-20 muncul beberapa tahun kemudian," tambahnya.
Namun, tidak semua orang sepakat dengan prediksi Srinivasan. Banyak yang masih mempertanyakan keabsahan Bitcoin dan juga skeptis mengenai kelangsungan hidupnya di masa depan. Tidak ada jaminan bahwa Bitcoin akan menjadi alat pembayaran global yang dominan atau tetap bertahan di masa depan, terutama mengingat volatilitasnya yang tinggi.