Bagikan:

JAKARTA - Apple mengalami awal tahun yang pahit, di mana penjualan Mac mengalami penurunan drastis. Karenanya, perusahaan langsung menghentikan produksi chip seri M2.

Produksi chip M2 dihentikan Apple secara keseluruhan pada Januari dan Februari lalu untuk pertama kalinya sejak silikon perusahaan dimulai, untuk menyesuaikan dengan permintaan yang lebih rendah.

Penghentian produksi itu akan memakan waktu lama sebelum penjualan kembali normal. Menurut laporan The Elec yang mendapatkan informasi dari salah seorang sumber, menyebutkan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) sebagai produsen chip Apple, tidak mengirimkan wafer M2 apa pun ke perusahaan pengepakan dan pengujian untuk dipotong dan dirakit sebagai chip jadi.

Salah satu pemasok, Amcona, tampaknya sangat terpukul oleh jeda tersebut, karena memiliki jalur yang sepenuhnya didedikasikan untuk pengemasan chip Apple yang menganggur selama dua bulan.

The Elec kemudian menyimpulkan, hal itu karena rendahnya permintaan Mac selama bulan-bulan pertama di 2023. Diklaim, produksi akan dilanjutkan pada Maret tetapi jumlahnya hanya separuh dari tahun sebelumnya.

Namun, laporan rantai pasokan menunjukkan pemasok dan vendor pihak ketiga Apple merasakan kesulitan sebagai akibatnya.

Perusahaan memulai debut chip M2 tahun lalu di acara WWDC bersama MacBook Air yang didesain ulang. Chip ini dibuat pada arsitektur 5nm TSMC yang menghadirkan kinerja komputasi dan grafis yang ditingkatkan ditambah dengan masa pakai baterai yang lebih baik.

Perangkat yang terdampak, yakni MacBook Air, MacBook Pro, dan model lainnya mengalami penurunan permintaan yang mengakibatkan Apple menghentikan produksi chip kustomnya tersebut.

"TSMC tidak mengirimkan 5 benda kerja wafer chip M2 proses nano ke uji paket semikonduktor outsourcing (OSAT) pada Januari dan Februari, menurut industri OSAT pada tanggal 3. Hal itu diyakini karena Apple meminta penghentian produksi karena permintaan MacBook menyusut," ujar The Elec.

Apple sendiri telah mengonfirmasi dalam laporan pendapatan kuartal satu (Q1) 2023 pendapatan MacBook menurun cukup drastis akhir tahun lalu (Q1 2023 berlangsung dari awal Oktober hingga akhir Desember 2022).

Pada Q1 2023, pendapatan dari penjualan Mac mencapai 7,7 miliar dolar AS (Rp114 triliun), yang turun dari 10,9 miliar dolar AS (Rp162 triliun) dari Q1 2022, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa bagi perusahaan.

Tetapi, CEO Apple Tim Cook mengatakan angka pendapatan tersebut sesuai dengan ekspektasinya di tengah ekonomi yang tidak stabil.

"Kami juga menghadapi lingkungan ekonomi makro yang menantang dan hambatan valuta asing. Kami tetap yakin dan fokus pada peluang jangka panjang untuk Mac," tutur Cook, dikutip dari TechRadar.

Sementara Apple menjeda produksi chip M2, laporan lainnya menyebutkan perusahaan akan mengungkapkan chip M3 berdasarkan proses 3nm akhir tahun ini.