Bagikan:

JAKARTA - Saat ini, banyak sekali perbedaan pendapat tentang adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) apalagi sejak OpenAI resmi merilis ChatGPT pada bulan November 2022, dan GPT-4 yang menjadi peningkatan dari teknologi sebelumnya. 

Beberapa taipan teknologi mengungkapkan bahwa AI merupakan masa depan dunia. Tapi di sisi lain, banyak juga yang beranggapan bahwa perkembangan AI yang kian masif ini justru bisa menjadi ancaman bagi manusia. 

Menanggapi pro dan kontra pengembangan AI tersebut  pendiri DeepL, layanan penerjemah paling akurat, Jaroslaw Kutylowski atau Jarek mengatakan tidak ada jawaban yang benar atau salah tentang dampak dari teknologi AI saat ini. 

"Setiap teknologi punya sisi positif dan negatif. Ini merupakan suatu komplikasi yang tidak memiliki jawaban yang benar dan salah," kata Jarek pada Jumat, 31 Maret di Jakarta, ketika dimintai pendapatnya tentang pro kontra teknologi AI oleh VOI

Sebagai salah satu pelaku di industri kecerdasan buatan, Jarek sendiri melihat AI sebagai teknologi yang dapat digunakan untuk hal-hal yang baik. Contohnya, seperti DeepL yang membantu orang-orang untuk menghapus batas penggunaan bahasa dengan platform penerjemahannya yang akurat. 

"Tapi DeepL melihat bagaimana teknologi itu bisa digunakan untuk hal yang lebih baik. Intinya, bagaimana penerapan AI agar positif? Ya kita butuh kontrol," jelasnya lebih lanjut. 

Menurut Jarek, yang dimaksud kontrol di sini adalah  tentang bagaimana pengembang bisa dengan bijak penggunaan AI untuk suatu tujuan. 

"Bagaimana penerapan AI agar positif itu kita butuh kontrol. Jadi ini maksudnya adalah bagaimana AI digunakan, siapa yang mengontrol AI tersebut, dan untuk tujuan apa. Itu yang harus ditanamkan," pungkasnya.