Kota Solo Gelap saat Pelaksanaan Earth Hour, WWF Indonesia Ajak Peduli pada Lingkungan
Sejumlah ruas jalan di Kota Solo terlihat gelap pada pelaksanaan Earth Hour 2023. (foto: dok. antara)

Bagikan:

SOLO - Sejumlah ruas jalan di Kota Solo terlihat gelap pada pelaksanaan Earth Hour 2023 yang kali ini dipusatkan di Surakarta. Pantauan di Solo, Sabtu 25 Maret tepat pada pukul 20.30 WIB, lampu di beberapa ruas jalan, salah satunya di Jalan Jenderal Sudirman mulai dimatikan. Selain itu, lampu penerangan di Kompleks Balai Kota Surakarta juga dimatikan.

Deputy Director Climate and Market Transformation WWF Indonesia Joko Sarjito pada switch off yang dilaksanakan di Halaman Balai Kota Surakarta mengatakan saat ini Earth Hour menjadi kampanye global dengan 192 negara lain.

"Untuk Indonesia diikuti oleh 21 kota. Bagi Indonesia ini peringatan ke-14," kata Joko dikutip Antara.

Ia mengatakan dipilihnya Kota Solo karena merupakan kota dengan populasi besar di Jawa Tengah. Selain itu, Solo memiliki masyarakat dengan karakter beragam.

"Pemkot Surakarta juga punya program Solo Resik untuk mengelola sampah, dengan program ini jadi kampanye untuk menjadikan alam lebih baik," katanya.

Meski lampu hanya dimatikan selama satu jam, ia berharap program tersebut menjadi kampanye untuk menjadikan alam jadi lebih baik.

"Hanya satu jam sebagai langkah awal untuk lebih peduli, banyak menghemat energi, mengurangi emisi, dan mengurangi kerusakan alam. Insyaallah dampak beragam, harapannya peringatan ini jadi langkah awal untuk lebih peduli pada lingkungan," katanya.

Termasuk mengenai pengurangan sampah plastik, dikatakannya, hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat.

"Sebesar 30 persen sampah plastik ada di lautan, itu berasal dari darat. Harapannya ini jadi langkah awal yang baik untuk memperbaiki alam kita," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan pelaksanaan Earth Hour merupakan bentuk manusia untuk mencintai bumi.

"Bencana di mana-mana, karena sampah maka banjir melanda Indonesia. Ini patut dievaluasi oleh semua, kesalahan manusia menjadi bagian penting," ujar Teguh.

Ia mengatakan sejauh ini Pemkot Surakarta berkomitmen menjaga lingkungan, termasuk sungai dan keindahan kota.

"Ini menjadi kesempatan baik bagi kami mengajak masyarakat untuk bersama mengubah perilaku kita. Bagaimana mencintai bumi, apa yang tidak boleh dilakukan manusia untuk menjaga semesta ini. Kesempatan baik agar lingkungan tetap lestari, mari melakukan penghematan energi," ungkap Teguh.