JAKARTA - Bisnis cryptocurrency selalu menarik untuk diikuti, terutama dengan fluktuasi harga yang sering terjadi. Salah satu cryptocurrency yang menarik perhatian adalah token ARB yang baru-baru ini diluncurkan oleh Arbitrum. Namun, segera setelah token di-drop, harganya merosot drastis hingga 90 persen dan investor secara cepat menjual token mereka.
Akibatnya, token ARB anjlok ke harga 1,20 dolar AS (Rp18.200-an) menurut data dari CryptoSlate. Dalam satu jam pertama setelah diluncurkan, ARB diperdagangkan seharga 3,99 dolar AS (Rp60.600-an) di bursa terdesentralisasi (DEX) Uniswap dan di atas 5 dolar AS (setara Rp75.900-an) di bursa terpusat seperti KuCoin, Kraken, dan OKX. Selama periode itu, volume perdagangan token mencapai lebih dari 20 juta dolar AS (Rp303 miliar) menurut CoinGecko.
Terkait penjualan ARB tersebut, Lookonchain menemukan satu trader yang menjual 800 ARB dengan harga lebih dari 3.600 dolar AS (Rp54 jutaan) – artinya trader ini menjual dengan harga rata-rata lebih dari 4 dolar AS (Rp60.700-an). Analis kripto menambahkan bahwa hal ini mungkin merupakan harga jual tertinggi.
BACA JUGA:
Harga ARB diperkirakan akan sangat fluktuatif selama beberapa jam pertama setelah peluncuran token ini karena semakin banyak pengguna yang memenuhi syarat mengklaim airdrop mereka.
Saat ribuan orang berusaha untuk mengklaim airdrop mereka, website Arbitrum sempat mengalami crash dan terjadi penurunan akses. Namun, proyek tersebut telah memperingatkan para pengguna yang memenuhi syarat bahwa mereka masih memiliki enam bulan untuk mengklaim token mereka dan mengingatkan bahwa biaya transaksi atau gas fee akan sangat tinggi, dan terdapat kemungkinan terjadi kemacetan server.
Menurut dashboard dari firma analitik blockchain Nansen, lebih dari 160.000 alamat telah mengklaim lebih dari 300 juta token ARB pada saat artikel ini ditulis. Hal ini mewakili 27 persen dari total pasokan airdrop untuk pengguna jaringan individu. Sebagai solusi layer 2 yang populer, Arbitrum telah melihat peningkatan dalam jumlah transaksi dan alamat karena antusiasme komunitas dalam menanti kedatangan token ARB.