Mengenal Istilah Tahun Cahaya: Sejarah hingga Contoh Penggunaannya
Ilustrasi luar angkasa (Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Pernahkan Anda mendengar tentang satuan tahun cahaya? Istilah ini tidak begitu familiar di kalangan masyarakat umum, namun kerap dipakai oleh para astronom. Meski demikian, masyarakat perlu mengenal istilah tahun cahaya sebagai bekal pengetahuan umum tentang luar angkasa.

Mengenal Istilah Tahun Cahaya

Jika merujuk pada penamaannya, banyak orang akan mengira bahwa satuan tahun cahaya merujuk pada waktu. Namun sejatinya satuan ini justru satuan jarak yang dipakai oleh ilmuan untuk mengukur jarak benda di luar angkasa.

Secara umum, tahun cahaya adalah satuan yang dipakai oleh astronom untuk mengukur benda-benda di luar angkasa. Satuan cahaya disingkat dengan TC, sedangkan dalam bahasa Inggris disingkat LY atau Light Year.

Satuan ini dipakai di luar angkasa karena astronom tidak mungkin menggunakan satuan kilometer, mil, meter, atau satuan lain yang biasa dipakai di bumi. Karena jika menggunakan satuan jarak biasa, maka digit yang dihasilkan akan sangat banyak sehingga justru menyulitkan peneliti. Hal ini jadi salah satu alasan mengapa menggunakan satuan tahun cahaya.

Jarak tahun cahaya didapat dari hasil tempuh yang bisa dicapai cahaya dalam waktu satu tahun ketika lewat di ruang hampa udara. Nilai tahun cahaya sekitar 9,46 triliun kilometer (9,46 x 1012 km) atau 5,88 triliun mil (5,88 x 1012 mil). Artinya, pergerakan cahaya mencapai 9,4 sekian triliun kilometer per tahun.

Harus diketahui pula bahwa satuan cahaya juga berpengaruh pada pengelihatan manusia dari bumi karena mata atau input visual manusia lainnya membutuhkan cahaya.

Sebagai contoh, saat seorang astronom melihat bintang tadi malam, maka sebenarnya wujud yang nampak di mata adalah wujud bintang di masa lalu alias tidak secara realtime.

Hal serupa juga bisa dijelaskan dalam contoh kasus lain. Misalnya, jarak matahari adalah 8,3 menit cahaya dari bumi. Saat matahari tiba-tiba meledak, manusia tidak akan mengetahuinya saat itu juga karena sinarnya membutuhkan waktu untuk sampai ke bumi.

Sejarah Jarak Tahun Cahaya

Kemunculan satuan tahun cahaya terjadi pada 1838. Waktu tersebut beberapa tahun setelah manusia berhasil mengukur jarak bumi ke benda langit berupa bintang, yakni oleh Friedrich Bessel. Kala itu astronom mengukur bintang 61 Cygni dengan satuan heliometer 6,2 inci (160 mm) yang sebelumnya dirancang oleh Joseph von Fraunhofer.

Bessel sendiri sempat menahan diri untuk tak menggunakan tahun cahaya sebagai satu kesatuan unit. Ia mungkin menolak mengatakan jarak dalam tahun cahaya karena dinilai akan mengganggu akurasi data. Namun seiring dengan perjalanan waktu, satuan tersebut ternyata mulai dibuktikan dan populer dipakai hingga sekarang.

Contoh Penggunaan Satuan Jarak Tahun Cahaya

Sebagai contoh, astronom menemukan bintang A yang dekat dengan bumi. Astronom mendapati bahwa jarak bintang tersebut dari bumi kurang lebih 40 triliun kilometer. Jaraknya akan lebih ringkas dengan satuan TC menjadi 4,2 TC.

Saat ini astronom memiliki data jarak antara bumi dengan beberapa benda di langit mulai dari Bulan, Matahari, hingga planet lain di galaksi. Berikut beberapa datanya, diambil dari berbagai sumber.

  • Jarak Bulan adalah 1,3 detik cahaya
  • Jarak Matahari adalah 8,3 menit cahaya
  • Jarak Mars adalah 3.1 menit cahaya
  • Jarak Jupiter adalah 33 menit cahaya
  • Jarak Pluto adalah 5,3 jam cahaya
  • Jarak Proxima Cetauri adalah 4.3 tahun cahaya
  • Jarak Sirius adalah 8,58 tahun cahaya
  • Jarak Galaksi Andromeda adalah 2.300.000 tahun cahaya

Manfaat Satuan Tahun Cahaya

Penggunaan satuan tahun cahaya tidak hanya dipakai secara terbatas dalam satu bidang ilmu saja. Berikut ini beberapa manfaat satuan tahun cahaya.

  1. Mengukur jarak yang sangat jauh di luar angkasa
  2. Memudahkan ilmuan dalam menentukan jarak
  3. Dipakai oleh astronom menentukan usia benda langit

Selain mengenal istilah tahun cahaya, kunjungi VOI.ID untuk informasi menarik lainnya.