Kejar Tesla, Nissan Tingkatkan Penjualan Mobil Listrik dan Produksi Power Train di Amerika Serikat
Nissan ingin tingkatkan produksi mobil listrik hingga 55 persen dari produksinya. (foto: twitter @NissanElectric)

Bagikan:

JAKARTA - Nissan Motor Co Ltd pada Senin 27 Februari, mengumumkan peningkatan target penjualan mobil listrik dan mengatakan akan meningkatkan produksi power train di Amerika Serikat, karena mereka berusaha mengejar di segmen yang didominasi oleh produsen mobil baru seperti Tesla Inc.

Perusahaan otomotif Jepang ini merupakan pelopor dalam mobil listrik dengan mobilnya yang bertenaga baterai, Leaf. Namun telah menghadapi kesulitan bersama banyak perusahaan otomotif lainnya di hadapan persaingan yang semakin ketat dari para pemain baru yang lebih lincah.

Nissan sekarang menargetkan untuk memiliki kendaraan listrik - yang meliputi mobil hibrida canggih e-power - menyumbang lebih dari 55% dari penjualan global pada tahun fiskal 2030, naik dari target sebelumnya yaitu 50%, demikian disampaikan perusahaan yang dikutip Reuters.

Prosentase mobil listrik akan meningkat menjadi 44% pada tahun fiskal 2026 dari target sebelumnya yaitu 40%. Pabrikan mobil ini berencana untuk memproduksi 27 kendaraan listrik baru pada tahun itu, 19 di antaranya akan berupa mobil listrik bertenaga baterai, seperti yang dijelaskan dalam sebuah pernyataan. Jumlah itu meningkat dari rencana sebelumnya yaitu 23 kendaraan listrik yang mencakup 15 mobil listrik bertenaga baterai.

Selain memproduksi mobil listrik di pabriknya di Smyrna, Tennessee, Nissan berencana untuk memproduksi power train listrik di pabriknya di Decherd, negara bagian yang sama, untuk membantu memenuhi persyaratan Undang-Undang Pengurangan Inflasi. Hal itu disampaikan oleh Chief Operating Officer Ashwani Gupta pada Senin, 27 Februari.

Perusahaan sedang meneliti kemungkinan menambah sumber baterai kedua yang diproduksi di Amerika Serikat, yang akan menambah pasokan yang telah ada dari Envision AESC. Nissan yakin akan memenuhi persyaratan undang-undang tersebut karena produksi lokal baterai yang akan dimulai pada 2026. "IRA merupakan tantangan, tetapi di sisi lain, itu adalah kesempatan untuk mempercepat elektrifikasi yang kompetitif," ujar Gupta dalam konferensi pers online.