Bagikan:

JAKARTA - Pimpinan mesin pencari Google, Prabhakar Raghavan, memperingatkan tentang bahaya dari artificial intelligen dalam chatbot, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada  Sabtu, 11 Februari, saat perusahaan induk Alphabet  ini berjuang untuk bersaing dengan aplikasi populer ChatGPT.

"Jenis kecerdasan buatan yang sedang kita bicarakan saat ini bisa membuat halusinasi," kata Prabhakar Raghavan, wakil presiden senior di Google dan kepala Mesin Pencari Google, kepada koran Jerman, Welt am Sonntag.

"Ini kemudian mengekspresikan dirinya dengan cara mesin memberikan jawaban yang meyakinkan tetapi benar-benar dibuat-buat," tambah Raghavan dalam komentar yang diterbitkan dalam bahasa Jerman. Salah satu tugas dasar, tambahnya, adalah menjaga agar hal ini minimal.

Google sudah terdesak setelah OpenAI, sebuah startup yang didukung oleh Microsoft   dengan sekitar 10 miliar dolar AS (Rp151 triliun), pada November memperkenalkan ChatGPT, yang sejak itu memukau pengguna dengan jawaban yang sangat mirip dengan manusia.

Alphabet Inc memperkenalkan Bard, chatbot-nya sendiri, pekan ini, tetapi perangkat lunak itu membagikan informasi yang tidak akurat dalam video promosi yang menyebabkan kerugian perusahaan sebesar 100 miliar dolar AS (Rp1.511 triliun)pada Rabu, 8 Februari.

Alphabet, yang masih melakukan pengujian pengguna pada Bard, belum menunjukkan kapan aplikasi tersebut bisa dipublikasikan.

"Kami tentu merasakan kecemasan, tetapi kami juga merasakan tanggung jawab yang besar," kata Raghavan. "Kami tentu tidak ingin membohongi masyarakat."