JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membantah kabar jika aplikasi PeduliLindungi akan memata-matai aktivitas penggunanya. Di luar fungsinya yang diperuntukan sebagai pengawasan dari protokol kesehatan COVID-19.
Juru bicara Kominfo, Dedy Permadi mengatakan, pihaknya telah menggulirkan pembaruan fitur di aplikasi PeduliLindungi pada versi OS Android. Di mana pengguna dimungkinkan untuk menolak permintaan izin akses berlebihan dari aplikasi tersebut.
"Saat ini versi PeduliLindungi Android adalah 3.1.1 di mana sudah banyak perbedaan fitur aplikasi dan izin akses yang tidak digunakan di versi terbaru. Pada versi 3.1.1 tidak ada lagi penggunaan fitur Bluetooth, WiFi, kamera, dan file access untuk penyimpanan," kata Dedy dalam siaran persnya, Selasa, 5 Januari.
Pernyataan ini keluar setelah, banyak muncul keraguan terhadap keamanan aplikasi pelacak sebaran virus corona di Indonesia ini. Termasuk mengenai permintaan akses berlebihan dari aplikasi PeduliLindungi terhadap perangkat.
"Versi PeduliLindungi Android yang dibahas dan dijadikan isu adalah versi 2.2.2 yang dirilis tanggal 25 Juni 2020," imbuhnya.
BACA JUGA:
Kominfo menyatakan izin akses yang diberikan kepada aplikasi PeduliLindungi telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kominfo No. 171 tahun 2020 sebagai dasar penyelenggaraan tracing, tracking dan fencing melalui infrastruktur, sistem dan aplikasi telekomunikasi untuk mendukung surveilans kesehatan,
"Izin akses yang digunakan pada aplikasi semata-mata untuk meningkatkan user experience dan benefit bagi user saat menggunakan aplikasi PeduliLindungi," kata Dedy.
PeduliLindungi menggunakan sistem urun daya, crowdsource, untuk fitur pelacakan sebaran virus corona. Untuk itu, pengguna diminta menyalakan lokasi, yang juga berfungsi untuk memberikan informasi sebaran virus corona di tempat pengguna berada.
Dedy memastikan kebijakan privasi pada aplikasi PeduliLindungi telah mendapat persetujuan dari penyedia toko digital seperti Google Play Store maupun App Store. "Termasuk tidak akan menggunakan data dan informasi untuk keperluan komersial dan perlakuan aplikasi terhadap data sensitif."
Aplikasi PeduliLindungi tidak mengambil daftar kontak yang tersimpan di ponsel pengguna. Data-data yang dihimpun aplikasi ini disimpan sementara di penyimpanan lokal perangkat, kemudian dikirim ke server secara berkala dan dilindungi enkripsi.
Kominfo menyatakan data tersebut terlindungi enkripsi tersimpan di server PeduliLindungi, tidak dibagikan ke publik. Data tersebut hanya diakses ketika pengguna berisiko tertular COVID-19 dan perlu dihubungi segera oleh petugas kesehatan.
"Data pengguna tidak akan diserahkan atau disebarluaskan kepada pihak lain kecuali kepada instansi pemerintah yang saat ini ditunjuk dalam menangani pandemi COVID-19, atau karena ketentuan hukum," kata Kominfo dalam siaran pers tersebut.
PeduliLindungi diunduh lebih dari 26 juta pengguna, aplikasi ini juga akan digunakan untuk mendukung program vaksinasi COVID-19, yang ditargetkan menjangkau sekitar 180 juta penduduk.